Mitologi Mahameru dan Tirta Amerta, 4 Mitos Pindahnya Himalaya ke Jawa

Minggu 06-08-2023,21:00 WIB
Reporter : Ailsa Zevaulima Dilivia
Editor : Ailsa Zevaulima Dilivia

RADAR TEGAL - Kisah mengenai pengadukan samudra di India menjadi pusat kosmologi Hinduisme. Dalam versi Jawa Kuno, kisah tersebut ada dalam mitos pindahnya Himalaya ke Jawa

Mitos pindahnya Himalaya ke Jawa dikisahkan dalam Kitab Tantu Panggelaran. Ada beberapa persamaan dan perbedaan terkait cerita Samudramanthana versi India dan Jawa Kuno, tetapi pada intinya masih berkaitan dengan gunung dan air keabadian. 

BACA JUGA:Takjub! 4 Mitos Air Keabadian Petirtaan Jolotundo, Terinspirasi dari Mitologi Samudramanthana

Dari mitos pindahnya Himalaya ke Jawa, diketahui asal mula Gunung Penanggungan sebagai pusat kosmologi Jawa Kuno. Bahkan, dianggap sebagai salah satu dari tujuh karesyan utama Majapahit dalam Kakawin Negarakertagama. 

Pada kesempatan kali ini, radartegal.disway.id akan mengajak Anda untuk mengenal salah satu mitos yang terkenal di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa. Melansir dari kanal youtube ASISI Channel berikut informasi mengenai mitos pindahnya Himalaya ke Jawa

BACA JUGA:Mitologi di Puncak: 5 Mitos dan Misteri yang Mewarnai Gunung Rinjani

Gunung Mahameru atau Himalaya sebagai paku Jawa

Bathara Guru, yakni raja para dewa, memerintahkan para dewa, resi, bidadara, dan gandarwa untuk memotong Gunung Mahameru dan meletakkannya di Jawa agar pulau yang terombang-ambing di tengah samudra ini stabil.

Gunung Mahameru sendiri adalah Gunung Himalaya di India. Rombongan itu pun berangkat ke India dan memotong setengah dari badan gunung tersebut sebelum menyeretnya ke Jawa. 

Ular naga jelmaan Bathara Wisnu dijadikan sebagai tali, sedangkan Bathara Brahma menjelma menjadi kura-kura raksasa yang memanggul gunung di lautan.

BACA JUGA:Konon Air Keabadian Para Dewa, Inilah 4 Mitos Sakralnya Petirtaan Jolotundo

Berubahnya air racun menjadi air amerta

Sayangnya, Gunung Mahameru mengeluarkan pancaran air beracun bernama Kalakuta saat dipotong. Para dewa yang meminum air itu karena kehausan pun tewas hingga proyek berhenti di tengah jalan. 

Bathara Guru pun turun tangan memeriksa racun Kalakuta yang mematikan. Ketika mencicipi, racun itu menghanguskan lehernya hingga sejak itu ia dijuluki Nilakanta atau Dewa Berleher Biru.

Racun itu kemudian ditatapnya dalam-dalam hingga berubah menjadi air kehidupan atau air amerta. Air itu kemudian ditempatkan ke dalam wadah yang disebut Kamandalu.

Kategori :