7 Fakta Unik Pasar Slumpring Desa Cempaka Tegal, Buka Hari Minggu dan Alat Transaksi pakai Kirat Bambu

Senin 31-07-2023,21:10 WIB
Reporter : Suryatiningsih
Editor : Suryatiningsih

RADARTEGAL.DISWAY.ID -Nama Pasar Slumpring yang  terletak di Desa wisata Cempaka Tegal berasal dari kata pring atau bambu dalam bahasa Jawa.  Pasar tradisional yang   digagas  oleh Pokdarwis Desa wisata Cempaka Tegal pada dasarnya  merupakan konsep pasar tempo dulu

Atau   dengan kata lain pasar yang produknya menjajakan makanan minuman pada zaman   dulu. Zaman dulu dalam hal   ini baik makanan minuman, alat transaksi iratan bambu, serta lokasi pasar di kebun bambu.

Sampai pembungkus   makanan   menggunakan daun pisang   dan penjual pun memakai pakaian lurik   tempo dulu.   Itulah   beberapa   fakta   unik Pasar Slumpring  Desa Cempaka Tegal sebaga

Kesemuanya dapat   dilihat langsung di   pasar Slumpring Desa Cempaka Tegal bertujuan meningkatkan taraf ekonomi masyarkat   melalui kegiatan pariwisata.

Pasar Pasar Slumpring Berdiri  Di Area Kebun Bambu

Lokasi pasar Slumpring masih satu tempat    dengan wahana kolam pemandingan Tuk Mudal Desa Cempaka Tegal. Tepatnya di kawasan kebun bambu yang sebelumnya pepohonan bambu begitu rimbun oleh masyarakat dianggap   kebun biasa.

Daya tarik perkebunan bambu yang khas kemudian oleh pihak Pokdarwis dikembangkan menjadi pasar tradisional tahun 2017   dengan nama Pasar Slumpring Cempaka. Atau dalam arti pasar ini mengusung konsep wisata alam dan wisata kuliner tradisional.

Pasar Slrumping Cempaka   dalam proses pembangunannya memanfaatkan kebun kosong sekelilingnya   banyak ditumbuhi rimbunan pepohonan bambu. Semula pembangunan pasar   ini membentuk wilayah konservasi dan meningkatkan taraf hidup   masyakat.

Suasana Pasar Khas   Nuansa Pedesaan

Fakta unik   Pasar Slumpring  Desa Cempaka Tegal   di Kecamatan Bumijaya masih   kental nuansa   pedesaan. Rimbunan pepohonan bambu yang begitu   banyak tersebar dibeberapa titik membuat suasana   sejuk dan segar kemudian menjadi   ciri khas Pasar Slumpring  

Alat   Tukar Transaksi Pakai Koin Kirat Bambu

Sesuai konsep namanya pasar tradisional tempo dulu   kemudian alat transaksipun juga   unik terbuat dari kepingan bambu dibentuk sedemikian rupa bernama   Kirat   bambu.   Memiliki ukuran 6X2,5 sentimeter dengan tebal 5 milimeter   yang satu Kirat   bernilai Rp 2.500.

Karena konsep pasar tempo dulu terlebih   dahulu menukar pada tempat telah ditentukan. Meski demikian pengelola menyediakan alat pembayaran non tunai melalui uang elektronik.   OVO, GoPay, LinkAja dan pembayaran nontunai lainnya

Pedagang 100 Persen Warga   Desa Cempaka

Fakta unik Pasar   Slrumping   Cempaka   tidak kalah menarik pedagang yang perjualan juga tidak semua bisa berdagang di Pasar Slumpring. Mereka bisa menjual berbagai aneka kuliner makanan minuman dengan syarat harus warga   asli Desa Cempaka.

Kemudian pedagang wajib menyetujui semua peraturan yang dibuat   oleh   Pokdarwis dan mendatangani perjanjian di atas materai. Pemberdayaan warga setempat di Pasar Slrumpng meningkatkan kesejahteraan warga.

Pada saat   pembukaan hanya 12 pedagang seiring   berjalannya waktu sekarang   kurang lebih 50 pedagang yang   semuanya   warga   lokal. Sementarra warga luar   boleh   berjuala di dekat   area pakir   lantaran pasar Slumpring memperdayakan   dan menghidupkan UMKM warga.

Begitu ramai dan laris berjualan di   pasar ini   tiap minggu menghasilkan pendapatan sebesar tiga puluh juta   rata-rata tiap minggunya. Bagaimana tidak   pedagang serabi saja bisa   mendapat pendapat sampai   Rp 600 ribu dalam setengah harri berjualan.

Belum pedagang lainnya berjumlah 50 orang sudah pasti   perolehan pendapatan lebih   banyak lagi dalam sehari. Hal ini tentu memberi pengaruh pada ekonomi   keluarga kemudian sejak   adanya obyek wisata lain dan Pasar   Slrumping pemuda   desa   makin giat membangun kampung halaman. Tidak lagi merantau ke luarkota   mencari   nafkah dan kini kembali ke   desa.

Buka Hanya Hari Minggu  

Pasar Slumpring yang menawarkan   pasar tempo dulu   tidak buka setiap   hari dan hanya   buka   menjual   aneka   kuliner pada hari Minggu. Buka dari jam 07.00 pagi sampai 12.00   siang dengan alas pasar dari tanah lantaran lokasi pasar di   perkebunan bambu.

Sementara bilik maupun meja untuk menjajakan dagangan terbuat   dari   bambu. Sedangkan semua makanan   tidak   boleh menggunakan plastik hanya   boleh memakai daun pisang, kecuai minuman

Bilik dan meja pedagang dari bambu. Semua makanan tak boleh menggunakan bungkus berbahan plastik. Semua menggunakan daun pisang. Kecuali untuk minuman. Kuaitas makanan serta   minuman tidak   perlu diragukan aman, karena tanpa bahan kimia .

Seperti   ketela,jagung, dan lainnya proses pembuatan memakai   bahan alami.   Atau   mencoba makanan khas Desa Cempaka   bernaa   Sukit, yaitu sejenis   makanan terbuat dari tepung   beras kemudian dinikmati   dengan gula jawa cair

Pakai   Seragam Pakaian Lurik

Sesuai konsep pasar tradisional tempo dulu pihak   Pordarwis Cempaka   menerapkan pedagang wajib memakai pakaian khas   Jawa. Pedagang pria   berpakaian lurik dengan memakai ikat kepala, sedangkan pedagang wanita   mengenakan kebaya   dan jarik.

Sembari menikmati   jajanan pasar dan makanan kuliner lainnya akan dihibur olleh   penari   dan live   musik. Tarian maupun tembang-tembang Jawa   juga tidak ketinggalan sajian dari   pemuda-pemudi Desa   wisata Cempaka Tegal.

Pakai Dana Desa Pasar Slrumping Cempaka Tegal yang berkembang seperti   sekarang dikelola oleh pemerintah   Desa   Cempaka. Dalam hal ini pengembangan semuanya   menggunakan dana desa secara   bertahap tanpa bantuan anggaran dari Pemerintah Kabupaten Tegal.

Sementara biaya   opersional   Pasar   Slrumping   Cempaka   diambil dari penjualan koin bambu dan   retribusi parkir.  Demikian   tadi pembahasan singkat   mengenai fakta unik Pasar Slrumping Cempaka Tegal yang khas dan unik. Ciri khas yang berbeda   dan tidak biasa   seperti alat transaksi menggunakan kirat bambu,   buka   hanya   hari Minggu   yang dapat menginspirasi.*

 

 

 

 

Kategori :