Di sinilah muncul tokoh lain yang tak kalah menarik, Bagus Suanda. Ia adalah sosok pemberani yang enggan bekerja sama dengan kekuatan asing, termasuk Belanda.
Perseteruan Gendowor dengan Bagus Suanda
Perseteruan besar pun meletus ketika Gendowor berusaha bertemu dengan Bagus Suanda, namun terpaksa hanya bertemu dengan ayahnya.
Ketika tak dapat melihat Bagus Suanda, Gendowor diliputi kekecewaan, dan tanpa tedeng aling-aling, ia memukul ayah Bagus Suanda yang sudah lanjut usia.
Dalam kemarahan dan kesedihan, Bagus Suanda yang pulang melihat ayahnya terluka parah, dan tanpa ragu, ia mengejar Gendowor untuk menuntut balas.
Demikianlah dimulai perjalanan penuh adrenalin dari kisah epik ini. Gendowor dan Bagus Suanda saling berkejaran, menampilkan kekuatan sakti masing-masing dalam perkelahian seru.
Perseteruan mereka menjadi legenda, dan setiap daerah yang dilewati oleh Gendowor dalam pelariannya diberi nama-nama desa sebagai kenang-kenangan.
Misalnya, daerah di tepi sungai yang menjadi tempat persembunyian Gendowor diberi nama Desa Kaligayam, sedangkan bawah pohon cangkring menjadi Desa Cangkring.