Tak disangka, bagi masyarakat China, peristiwa ini diartikan sebagai momen magis saat seekor naga tengah menyedot air sungai.
Seperti cerita mitologi kuno, air sungai itu pun seolah-olah sedang direnggut oleh sang naga yang berada di langit biru.
Namun, jauh dari anggapan mistis, sebenarnya, fenomena waterspout ini dapat dijelaskan secara ilmiah.
Secara garis besar, waterspout tidak terlalu berbeda dengan angin puting beliung yang biasa kita kenal.
Perbedaannya terletak pada tempat terjadinya, di mana waterspout berlangsung di atas permukaan air, sehingga menciptakan ilusi menarik layaknya naga minum di atas langit.
Mengutip situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), waterspout adalah kejadian alam yang sebenarnya identik dengan puting beliung, hanya saja berlangsung di atas permukaan air yang lebih luas.
"Terbentuknya waterspout oleh awan CB tergantung pada kondisi labilitas atmosfer. Keberadaan awan CB juga dapat mengindikasi adanya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang," tulis situs resmi BMKG, dikutip Rabu (19/7/2023).
Fenomena waterspout muncul dari sistem awan cumulonimbus (CB), namun tidak semua awan jenis ini dapat menciptakan waterspout.