Ada di Brebes, Hampir Semua Rumah di Dusun Ini Tidak Memiliki Sumur

Sabtu 01-07-2023,21:16 WIB
Reporter : Khikmah Wati
Editor : Khikmah Wati

BREBES, RADARTEGAL.DISWAY.ID - Bagaimana ya rasanya jika punya rumah yang tidak memiliki sumur? Pasti kita bakal kesusahan untuk memenuhi kebutuhan air di setiap harinya.

Namun, hal ini rupanya benar-benar terjadi di Dusun Wangon Desa Kubangsari Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes. Hampir semua rumah di dusun ini tidak memiliki sumur. 

Praktis mereka mengalami krisis air bersih di saat musim kemarau saat ini. Apalagi sumber mata air yang mereka andalkan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari kian menyusut debitnya. 

Karenanya mereka pun terpaksa menggunakan air pasokan dari irigasi yang keruh. Meski harus mengendapkannya selama beberapa hari terlebih dahulu.

Sawud, 65 tahun, menerangkan, untuk bisa menggunakan dari instalasi desa perlu diendapkan 3 sampai 5 hari karena keruh. Karenanya, di rumah terdapat beberapa buah drum penampungan sebagai wadah air.

"Yang di drum ini kiriman dari irigasi kemarin. Makanya airnya keruh, perlu didiamkan sampai bening baru dipakai. Untuk berjaga jaga, saya pakai 6 drum, biar tidak sampai kehabisan," ceritanya. 

BACA JUGA: Kemarau, Warga di Brebes Terpaksa Gunakan Air Irigasi yang Keruh: Banyak Kotoran

Salah seorang warga, Tarwad, 54 tahun, mengaku, setiap warga harus membayar untuk dapat air dari instalasi desa. Tiap 1000 liter atau satu kubik warga dibebani biaya Rp.5000. 

"Dalam sebulan kalau musim kemarau sampai Rp100 ribu. Tapi kalau pas musim hujan, paling Rp70 ribu. Satu kubik kita kudu bayar Rp5000," ungkap Tarwad.

"Satu dusun di Desa Kubangsari, Dusun Wangon memang tidak ada sumber air sama sekali. Makanya mereka mengandalkan hujan yang ditampung dan air kiriman dari sumber di luar desa yang jauh," ungkap Erik Setiawan, perangkat Desa Kubangsari saat ditemui di Balai Warga Dusun Wangon beberapa hari lalu.

Dusun Wangon adalah sebuah daerah yang tidak memiliki sumber air. Karenanya, untuk keperluan konsumsi dan mandi, mereka mengandalkan kiriman air dari sumur bor yang berada di luar desa.

Jarak antara Dusun Wangon dan lokasi sumur lebih dari 2 kilometer. Air dari sumur itu kemudian disalurkan melalui pipa pipa panjang hingga ke rumah rumah warga. 

Pada musim hujan, warga memanfaatkan air hujan untuk semua keperluan harian, baik cuci, mandi dan konsumsi. Air dari langit ditampung di bak penampungan yang ada di tiap tiap rumah.

Namun saat kemarau, lanjut Erik, mereka selalu menghadapi masalah air bersih. Pasokan dari sumur bor menyusut karena debitnya makin kecil. 

Untuk memenuhi kebutuhan warga, dibuat lagi instalasi air resapan yang menggunakan air irigasi. Namun, kata Erik, pasokan dari irigasi sering dikeluhkan warga karena keruh. Air resapan ini pun debitnya tidak menentu tergantung ketersediaan dari sumber irigasi. Bila irigasi susut, pasokan ikut berkurang.

Kategori :