"Memang ada beberapa sumber, tapi kalau kemarau debitnya mengecil. Tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar 2000 orang. Sehingga dibuat lagi air resapan dari sumber irigasi. Cuma airnya keruh banyak kotoran dan harus diendapkan 3 hari baru bisa diminum," ungkap perangkat desa ini.
BACA JUGA:Bendung Damrau Bumiayu Rusak, 2 Tahun Petani Brebes Selatan Kesulitan Air untuk Olah Lahan
Selama musim kemarau, lanjut dia, warga lebih banyak mendapat pasokan dari irigasi. Karena itulah, tidak sedikit warga lebih memilih membeli air dari pedagang keliling.
"Kalau orang golongan mampu banyak yang beli dari pedagang keliling. Tapi bagi yang pas pasan lebih suka mengendapkan air yang keruh itu. Karena saat kemarau ini mereka lebih banyak dapat pasokan dari sumber irigasi," tandas Erik.***