"Jadi, inovatornya saya dan sekarang direplikasi di 27 puskesmas di Demak. Saat ini sudah ada 3.000 kader kesehatan yang kami latih," imbuhnya.
Ditambahkannya, kader tim Mata Elang tersebut bertugas untuk memantau, melaporkan dan mendampingi masyarakat sebagai upaya penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan stunting.
"Alhamdulillah program ini pertama kali diluncurkan 2017 selaras dengan 5 Ng yang lebih dulu dicanangkan Pak Ganjar, dan sudah mendapat penghargaan dari Kemenpan RB tahun 2020, Kementrian Kominfo tahun 2022 dan Bappenas tahun 2022," tandasnya.
Diketahui, Upaya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melalui program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5 Ng) berbuah positif.
BACA JUGA:Gubernur Lepas Delegasi Jateng ke Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah, Begini Pesannya
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, penurunan angka stunting yang diperoleh berdasar atas pelaporan rutin Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) mengalami trend positif.
Pada 2018 angka stunting masih 24,4 persen dan turun menjadi 18,3 persen di tahun 2019. Angka itu terus turun di tahun berikutnya, 2020 menjadi 14,5 persen, 2021 turun menjadi 12,86 persen, hingga di tahun 2022 di angka 11,95 persen.
Sementara itu berdasarkan data Studi Kasus Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Jateng juga mengalami penurunan signifikan. Pada 2019 tercatat stunting di angka 27,68 persen, pada 2021 turun menjadi 20,9 persen dan tahun 2022 turun tipis menjadi 20,8 persen. Dari data ini terus digenjot untuk bisa mencapai target nasional yang ditetapkan 14 persen di tahun 2024 Presiden Joko Widodo didasarkan pada data SSGI. *