PEMALANG, RADARTEGAL.COM - Seorang guru honorer wiyata bakti di Kabupaten Pemalang berurai air mata saat menceritakan nasibnya ke wakil rakyat di Gedung DPRD .
Nani Fadhilah, Guru SMP Plus Al Khaulili Comal, menangis lantaran nasibnya masih terkatung-katung tidak kunjung diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau PPPK, meskipun telah dinyatakan lulus passing grade.
Saat itu dirinya mendapat kesempatan untuk menyampaikan unek-unek dan aspirasinya dihadapan wakil rakyat.
Dengan nada keras dan lantang disertai isak tangis, dia membeberkan keluh kesahnya menjadi guru honorer di sekolah swasta.
BACA JUGA:Ratusan Guru Honorer Lulus Passing Grade Geruduk DPRD Pemalang Tuntut Segera Diangkat PPPK
Sebab dirinya sebagai guru di sekolah swasta tidak dapat tunjangan kesejahteraan. Sedangkan guru di sekolah negeri dapat tunjangan kesejahteraan.
"Bapak ibu guru yang mengajar di sekolah negeri tidak merasakan bagaimana caranya mencari murid. Di sekolah negeri guru honorernya dapat tunjangan kesejahteraan sedangkan di sekolah swasta tidak dapat apa-apa. Maka kamipun guru sekolah swasta juga butuh perhatian," katanya terbata-bata.
Nani Fadhilah menyampaikan jeritan hatinya, karena menjadi guru hidupnya menderita.
Kerja kerasnya sebagai guru honorer di swasta, dirasa hasilnya juga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama anggota keluarga.
BACA JUGA:Disnaker Jateng Temukan Pelanggaran Kasus Viral Buruh di Grobogan: Dilarang di PHK
Bahkan selama 6 bulan belum dapat gaji , sebab dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) belum cair.
"Bayangkan saja gaji sangat minim kisaran Rp150 ribu hingga Rp300 ribu perbulan. Itu saja harus menunggu dana BOS cair," ujarnya.
Jam kerjanyapun, lanjut dia, tidak terukur. Karena harus berangkat lebih pagi sebelum gerbang sekolah dibuka.
Kegiatan hari-harinya dari mulai buka pintu gerbang, menyapa anak, menyiapkan materi untuk memberikan pelajaran kepada anak didiknya.
BACA JUGA:Terindikasi Prostitusi, Warung Remang di Comal Baru Pemalang Akhirnya Dibongkar