TEMANGGUNG, RADARTEGAL.COM - Harapan petani tembakau di Temanggung, Jawa Tengah, pupus sudah.
Hingga akhir panen raya tahun 2022, harga tembakau tidak menunjukkan adanya kenaikan.
"Tahun ini merata, semua petani merasakan pahitnya panen tembakau," ungkap Rajiman salah satu petani di Kecamatan Kledung, Minggu 13 November 2022.
Ia menuturkan, di awal panen raya, tembakau grade C hanya dibeli Rp30.000-Rp35.000 per kilogram. Padahal jika kondisi normal cuaca bagus harga bisa di atas itu.
BACA JUGA:Rawan Kriminalitas Dini Hari, Polres Tegal Pantau Ketat Obyek Vital di Pasar Banjaran
Tidak cukup sampai di situ, saat kualitas tembakau mulai membaik masuk ke grade D, D+, E dan bahkan ada yang F, tidak ada kenaikan harga tembakau yang signifikan. Tahun ini harga jual tembakau tertinggi hanya Rp60.000-Rp70.000.
"Hanya petani tertentu saja yang harga jual tembakaunya sampai dengan Rp60.000 sampai Rp70.000. Yang merata di petani Rp45.000 sampai dengan Rp55.000," keluhnya.
Padahal, kata Agus, petani tembakau asal Kecamatan Tlogomulyo, biaya tanam hingga panen raya saat ini cukup mahal.
BACA JUGA:Pengangkatan PPPK Picu Polemik, Komisi X DPRD: Harus Ada MoU Antar Intansi yang Mengurusi
Dalam satu hektar tanaman tembakau setidaknya membutuhkan modal Rp50 juta sampai dengan Rp70 juta.
Biaya tersebut, kata dia, belum termasuk sewa tanah dan tenaga pemilik yang tidak pernah dihitung. Sehingga dengan harga jual tersebut petani rugi besar.
"Satu hektar produksi tembakau keringnya antara 800 kg sampai dengan 1.000 kg, tergantung dari tanamanya. Nah, jika dikalikan rata-rata harga jual tembakau Rp50.000 saja masih rugi, apalagi kok sekarang rata-rata harganya di bawah itu," keluhnya.
Mujianto, petani lainnya di Kecamatan Selopampang, juga menuturkan hal yang sama. Dalam tiga tahun terakhir ini harga jual tembakau sama sekali tidak menguntungkan petani.
Dua tahun lalu karena alasan corona, sedangkan sekarang lantaran cuaca yang tidak menentu.