JAKARTA - Keluarga Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat masih bertanya-tanya ihwal penyebab pasti tewasnya salah satu anggota keluarganya itu. Apalagi, meski tersiar kabar Brigpol Nopryansah mati karena ditembak, tapi pada tubuh jenazah ditemukan luka-luka lainnya.
Antara lain salah satu jari almarhum putus hingga adanya luka sayatan. Tante Brigadir Yosua, Roslin, melalui rekaman video yang beredar menyampaikan jika di tubuh keponakannya terdapat empat luka tembakan.
"Yang luka tembak itu 3 di bagian dekat bahu lalu satunya di tangan," kata Roslin melalui rekaman video, Senin (11/7).
Karenanya, pihak keluarga menyangsikan kematian Brigpol Nopryansah. "Jadi yang malam itu dari keterangan kepolisian Jakarta menyampaikan bahwasanya di kediaman Bapak Irjen Ferdy Sambo itu ada adu tembak, jadi kami nggak puas, kalau ada adu tembak otomatis nggak ada ini ada luka sayatan," ujar Roslin.
"Dengan ada luka sayatan lalu ada dua jari tangannya yang putus," sebut Roslin dalam video yang beredar itu.
Sebelumnya fakta baru terkait kematian Brigpol Nopryansah oleh sesama ajudan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo juga berhasil diungkap. Hal itu disampaikan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.
Menurut Brigjen Ramadhan, setelah melalukan olah TKP serta pemeriksaan saksi-saksi yaitu Bharada E dan istri Kadiv Propam Polri, terungkap bahwa Brigpol Yosua melakukan pelecehan kepada istri Ferdy Sambo. Tidak hanya itu, ia menodongkan senjata ke istri komandannya.
“Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi KadivPropam dan melecehkan istri KadivPropam dengan todongan senjata,” ungkap Ramadhan kepada wartawan di Jakarta, Senin (11/7).
Saat Brigpol Yosua masuk ke dalam kamar pribadi, kata Ramadhan, istri Kadiv Propam berteriak hingga didengar oleh Bharada E. Brigpol Yosua adalah personel Brimob yang ditugaskan sebagai driver istri Kadiv Propam, sementara Bharada E juga personel Brimob yang bertugas sebagai pengawal pribadi (Walpri) Kadiv Propam.
"Teriakannya terdengar oleh Bharada E yang berada di Lantai atas sehingga Bharada E turun memeriksa sumber teriakan," sambung Ramadhan.
Panik dengan teriakan istri Kadiv Propam, Bripol Yosua kemudian keluar kamar. Tak disangka, Bharada E sudah berada persis di depan pintu kamar pribadi rumah dinas Kadiv Propam.
“Pertanyaan Bharada E direspon oleh Brigjen J dengan melepaskan tembakan pertama kali kearah Bharada E,” ungkap Ramadhan.
Berdasarkan hasil olah TKP, Brigadir J melepaskan tembakan sebanyak 7 kali. Sementara Bharada E membalas tembakan seniornya itu sebanyak lima kali tembakan.
Saat peristiwa itu terjadi, kata Ramadhan, Irjen Ferdy Sambo tidak berada di rumah dinasnya, lantaran tengah melakukan tes PCR Covid-19. Ferdy, kata Ramadhan mengetahui peristiwa itu setelah ditelepon oleh istrinya yang histeris dan langsung bertolak menuju kediamannya.
"Kadiv Propam pulang ke rumah karena dihubungi istrinya yang histeris. Kadiv Propam sampai di rumah dan mendapatki Brigadir J sudah meninggal dunia," tutur Ramadhan.