Jaksa oleh siapa.
Pembela oleh siapa.
Terdakwa siapa.
Penulisnya siapa.
Selebihnya berupa kutipan tanya jawab.
Termasuk dialog-dialog transaksi seks yang lucu-lucu.
Waktu itu belum ada TV yang bisa live dari ruang sidang. Atau belum mau.
Itu gaya jurnalisme yang tidak mungkin lagi dilakukan sekarang.
Tapi, kini saya berpikir ulang: apa pentingnya jurnalisme seperti itu. Hanya soal memuaskan selera pembaca. Beda dengan yang dilakukan USA Today saat ini: yang penuh perjuangan hukum dan demokrasi. (Dahlan Iskan)