Adams terlahir di Brooklyn, New York, dari keluarga sangat miskin. Ibunya bekerja sebagai tukang bersih-bersih rumah. Pagi dan sore. Di rumah yang berbeda. Dia hanya sekolah SD sampai kelas 3. Ayahnya tukang potong daging —tapi kesibukan utamanya mabuk-mabukan.
Adams kecil harus ikut cari uang. Jadi tukang belanja untuk seorang penari yang nyambi jadi pelacur. Kadang pakai uangnya dulu. Ketika sang pelacur tidak kunjung membayar, ia curi uangnyi. Dan satu unit TV miliknyi.
Polisi menangkapnya. Menghajarnya. Hanya karena datang polisi kulit hitam siksaan itu berhenti. Itu yang membuat Adams bercita-cita jadi polisi.
Tapi ia punya penyakit dyslexia. Semacam kesulitan membaca dan mengeja huruf. Ia beruntung: penyakit itu tidak membuatnya bodoh.
Selanjutnya Adams menjadi squeegee boy. Yakni membersihkan mobil yang lagi berhenti di lampu merah. Lalu bekerja sebagai mekanik dan pengantar surat di kantor kejaksaan. Sambil sekolah persamaan di sebuah Collage di New York.
Lalu masuk polisi.
Tugas pertamanya: sebagai polisi di stasiun kereta bawah tanah.
Pernah pula mengawal Mike Tyson ketika petinju dunia itu keluar penjara akibat memerkosa wanita.
Ketika jadi polisi itulah Adams bertanya kepada seorang konsultan politik: bagaimana cara jadi politisi. Ia ingin jadi Wali Kota New York.
"Tekuni dulu pekerjaan polisi. Sampai punya pangkat tertentu. Jaga nama baik di kepolisian," ujar sang konsultan.
"Setelah itu, mulailah aktif di partai. Rebutlah kursi DPRD dulu. Dari bawah. Jagalah reputasi. Lalu naik, naik, kelak jadi wali kota," tambahnya.
Adams masuk Demokrat. Kecewa. Lalu pindah ke Republik. Tidak cocok. Balik ke Demokrat lagi. Ia pun jadi caleg DPRD. Gagal. Maju lagi. Gagal lagi.
Akhirnya terpilih. Terpilih lagi. Sampai empat kali. Lalu ikut pemilihan Presiden Borough —semacam 'wali kota Jakarta Timur'-nya New York. Adams berhenti dari DPRD untuk menjabat presiden distrik.
Selama menjadi 'wali kota administratif' itu, Adams meraih popularitas lewat kampanye aneh ini: anti-sagging.
Sagging adalah memakai celana yang begitu melorotnya sampai lebih separo celana dalam kelihatan. Pelakunya disebut sagger.
Mode ini populer di kalangan anak muda kulit hitam. Tapi menular juga ke kulit putih dan Jepang. Banyak tokoh penyanyi rap menjadi sagger di atas panggung. Panitia sky, pernah mencoret peserta dari Jepang karena sagging-nya berlebihan: semua pakaiannya dilorot. Termasuk dasinya.