Tuh, John juga tidak terlihat menikmati acara malam tahun baru. Ia sibuk memotret —termasuk menyasar cewek-cewek tanpa busana yang mondar-mandir di situ. Ups, ternyata mereka berbusana: badan mereka dilumuri pewarna. Warna kulit ternyata lebih merangsang nafsu daripada warna cat.
John justru melakukan penelitian di tengah ingar-bingar. "Mereka, semua, berbicara satu dengan lainnya. Saya mencoba mencuri dengar. Saya tidak tahu bahasa apa yang mereka gunakan," ujar John.
Sebagai orang Amerika-pedalaman John baru sekali itu bermalam Tahun Baru di New York. Jumlah kunjungannya ke New York jauh kalah dari saya. Mereka bukan jenis orang yang mudah terkagum-kagum. Kalau memang tidak ada perlunya untuk apa ke mana.
Kesimpulan John: yang hadir malam itu adalah orang-orang dari berbagai bangsa —dengan bangga pakai bahasa ibu mereka sendiri.
Ide bola jatuh itu sendiri tidak orisinal. Hanya meniru yang terjadi di London —jauh mundur ke tahun yang lebih kuno. Di dekat sungai Thames itu. Yang awalnya untuk memberi tahu para pemilik kapal: agar mereka men-setting pikiran bahwa tahun sudah berganti.
Tahun baru.
Wali kota baru.
Partainya yang lama: tetap dipegang Demokrat.
Mantan polisi —masuk kepolisian karena pernah disiksa polisi.
Pangkat terakhirnya hanya kapten —inspirasi yang baik bagi yang pensiun berpangkat mayor dan ingin terjun ke politik.
Dengan menjadi Wali Kota New York, Adams sama dengan menjadi wali kota dunia.
Umur: 61 tahun.
Karir di kepolisian: 22 tahun.
Ia tidak pernah menikah. Dalam dokumen riwayat hidupnya ia punya yang disebut 'domestic partner'. Yakni wanita yang satu rumah tanpa status menikah.
Tidak punya anak.
Ups... Punya. Satu. Dengan pacarnya yang dulu. Yang meninggalkannya.