Tupai King

Selasa 20-07-2021,05:00 WIB

Oleh: Dahlan Iskan

HARUSNYA bulan begini saya ke Malaysia: makan durian. Seperti dua tahun lalu. Sepuas-puasnya. Seenak-enaknya.

Ini lagi panen raya durian di sana. Harga lagi murah-murahnya. Bulan Juli adalah bulan durian di Malaysia.

Begitu pastinya siklus itu. Tidak ada penguasa di sana yang bisa bilang: sejak saya berkuasa durian bisa panen di bulan Juli.

Memang jualan durian di pinggir jalan kini dibatasi habis: sejak ada PPKM di sana. Tapi jaringan online segera menggantikannya. Harga pun tidak terlalu jatuh.

Black Thorn Rp200.000

Musang King Rp150.000

D24 Rp75.000

Durian Kampung Rp20.000

Memang kita tidak perlu lagi ke Malaysia. Kita sudah bisa beli Musang King di Jakarta: Rp400.000.

Di Malaysia, Tuhan mengatur masa panen durian tidak bersamaan. Kawasan Penang, panen di bulan Mei, Johor di Juni, Pahang Juli, Kelantan Agustus.

Tahun lalu produksi durian Malaysia 300.000 metrik ton. Hampir 50 persennya diekspor ke Singapura. Yang 20 persen diekspor ke Tiongkok. Yang ke Singapura itu ujung-ujung ke Tiongkok juga –sebagian ke Indonesia.

Musim panen tahun ini harga tidak bisa lagi terlalu jatuh. Sudah ada 13 pabrik processing durian. Diambil daging beserta bijinya lalu dibekukan. Jumlah pabrik processing itu akan terus bertambah. "Yang sudah mendapat izin 33 perusahaan," tukis The Star Malaysia. Bahkan sejak tahun lalu sudah diizinkan ekspor durian utuh –bersama kulitnya. Itu setelah ditemukan cara pengawetan durian utuh. Yakni didinginkan dengan nitrogen (Disway 24 April 2021: Durian Nitrogen).

Durian memang andalan buah Malaysia. Lebih 40 persen buah di sana adalah durian. Baru nomor dua dan tiga, pisang dan nanas.

Luasan kebun durian di Malaysia mencapai 72.000 hektare. Itu sama dengan seluruh Singapura ditanami durian.

Tags :
Kategori :

Terkait