“Nah kalau menghindar bukan dengan cara ini. Tapi menghindar dengan cara yang elegan. Bukan menghindar lalu ke orang yang sedang dimusuhi oleh Ibu Megawati,” katanya.
“Saya memang mengkritik Ibu Mega. Tapi soal ini lebih buruk adalah mereka yang melecehkan Ibu Mega. Dengan seolah mengirim sinyal bahwa Ibu Mega tidak punya masa depan lagi. Oleh karena itu masa depan ada di Semarang,” pungkas dosen filsafat ini. (dal/fin/ima)