Tayangan video Dandim 010/BS Kolonel (Inf) Abdul Razak Rangkuti terlibat keributan dengan Wakil Ketua Ketua FPI Aceh, Tengku Wahidin. Cekcok di pelataran Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh itu viral di media sosial (medsos).
Keduanya tampak beradu argumen dalam tayangan video 2 menit 39 detik, bahkan antar mereka terlihat saling tunjuk. Tampak sejumlah anggota TNI mendampingi Kolonel Abdul Razak.
Beberapa aparat kepolisian juga terlihat di lokasi. Sementara para jamaah di dalam masjid terus melantunkan salawat dengan suara yang cukup keras.
Beberapa aparat mencoba menenangkan Wahidin. Namun Wahidin meminta agar tidak mendekat. “Jangan mendekat, jaga jarak,” tegas Wahidin.
Beberapa saat kemudian, Wahidin memilih untuk duduk di lantai. Ia meminum air mineral yang dibawanya.
Di akhir video, terdengar suara jamaah menangis sambil melantunkan salawat. “Gak ada gunanya kita menangis, Nabi Muhammad orang kafir aja diayomi jadi baik,” ucap Kolonel Abdul Razak dengan nada tinggi.
Insiden itu terjadi, Kamis (31/12) pagi, usai salat Subuh di selasar Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Informasi yang beredar menyebutkan peristiwa itu bermula ketika Kolonel Abdul Razak meminta kepada para jamaah untuk menerapkan protokol kesehatan.
Namun para jamaah justru merasa dihalangi untuk melaksanakan kegiatan zikir dan doa. Kegiatan doa dan zikir bersama ini diinisiasi oleh sejumlah tokoh agama Aceh menyambut tahun baru 2021.
Dalam video yang beredar di medsos, disebutkan bahwa TNI bubarkan zikir dan doa bersama di Masjid Raya Baiturrahman Aceh. Faktanya, tak ada pembubaran.
Komandan Unit Dandim 0101/BS, Kapten Sumastono, menjelaskan, saat itu massa tidak mengikuti protokol kesehatan di Masjid Raya Baiturrahman yang setiap harinya diawasi oleh petugas.
Sejak tiga bulan yang lalu, sejumlah personel TNI selalu mengawasi protokol kesehatan di lingkungan masjid sesuai arahan pimpinan. Ketika insiden adu mulut tersebut, kata Sumastono, Dandim menegur dan meminta massa untuk mematuhi protokol kesehatan, termasuk mengikuti rapid test sebelum masuk ke pekarangan masjid.
“Jadi mereka pada saat kegiatan tidak mau mengikuti prokes yang ada di Masjid Raya Baiturrahman yang setiap hari kita lakukan. Sehingga saat ditegur oleh Dandim terjadi saling adu argumen,” kata Sumastono, dilansir kumparan, Sabtu (2/1).
Menurut Sumastono, adu mulut antara keduanya sempat membuat Dandim sedikit tersinggung lantaran mendoakan presiden, pemerintah, termasuk TNI-Polri dengan kata-kata tidak baik.
Dandim awalnya hanya menegur menyangkut dengan Prokes, tetapi yang bersangkutan tidak mau mendengarnya. Bahkan melontarkan kata-kata dengan narasi tidak baik lantaran sedang emosi.
“Dari situ Dandim agak tersinggung. Dia menanyakan kenapa Tengku sampai berdoa seperti itu,” ungkapnya.