Sedikitnya 50 orang tenaga kesehatan di Kabupaten Tegal terpapar Covid-19. Mereka di antaranya dokter, perawat, bidan, tukang cuci baju di puskesmas dan beberapa tenaga kesehatan lainnya. Kondisi ini membuat pelayanan di puskesmas harus ditutup sementara.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal Hendadi Setiaji mengungkapkan, mayoritas tenaga kesehatan yang positif Covid-19 berada di puskesmas. Sebagian lagi di rumah sakit.
"Jumlah totalnya sekitar 50 orang. Mereka positif Covid. Mereka merupakan tenaga kesehatan di 29 puskesmas dan rumah sakit," kata Hendadi, saat ditemui di kantornya, Selasa (1/12).
Menurut Hendadi, para tenaga kesehatan yang terinfeksi virus corona tersebut sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Namun, ada pula yang dirawat di RSUD dr Soeselo Slawi, RS Mitra Siaga Kramat dan RSI PKU Singkil Adiwerna.
"Mereka ada yang tanpa gejala, ada juga yang gejala ringan," ujarnya.
Hendadi mengatakan, puskesmas yang menjadi klaster penyebaran Covid-19, dilakukan penutupan sementara selama tiga hari untuk disterilisasi. Namun, pelayanan gawat darurat tetap berjalan.
Puskesmas yang saat ini ditutup yakni Puskesmas Bojong, di Kecamatan Bojong. Ditutup sementara sejak Senin hingga Rabu. Sedangkan 28 puskesmas lainnya, hampir semuanya sudah dilakukan penutupan sementara.
"Setiap bulan tenaga kesehatan selalu di-swab. Mulai dari cleaning servis, perawat, bidan hingga dokter. Karena mereka setiap hari selalu bertemu dengan pasien," ungkapnya.
Hendadi menyebut, para tenaga kesehatan itu, tidak hanya terpapar virus corona di rumah sakit atau puskesmas. Mereka juga ada yang terpapar oleh pasangannya di rumah. Misal, istrinya bekerja di puskesmas sedangkan suaminya bekerja di instansi lain. Setelah di rumah, mereka saling komunikasi. Mereka cenderung tanpa gejala.
"Transmisi lokal seperti itu juga sering terjadi," tuturnya.
Dirinya tak menampik, saat ini kapasitas rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 mengalami kewalahan. Sebab, jumlah tempat tidur tidak bisa menampung pasien yang hendak dirawat. Akibatnya, dinkes melakukan upaya maksimal dengan menambah jumlah tempat tidur.
Di RSUD Soeselo ada penambahan 20 bed (tempat tidur/kasur), RS Mitra Siaga Kramat ada penambahan 20 bed dan RSI PKU Singkil Adiwerna 20 bed. Kendati sudah ditambah, lonjakan pasien Covid-19 semakin meningkat.
Sehingga dinkes memanfaatkan Gedung Baruna di RSUD Suradadi untuk perawatan pasien Covid-19. Di gedung itu sudah disiapkan 66 bed.
"Kami sebenarnya juga kewalahan terkait dengan uji swab. Karena uji swab harus dilakukan di Balabkes (Balai Laboratorium Kesehatan) Semarang," kata Hendadi.
Hendadi mengungkapkan, pada Oktober 2020 lalu, RSUD dr Soeselo Slawi sudah difasilitasi Polymerase Chain Reaction (PCR). Fasilitas itu digunakan untuk laboratorium uji swab. Setiap hari, PCR tersebut hanya bisa menampung uji swab dari 200 pasien yang diduga terpapar Covid-19. Itu pun hanya pasien yang sedang dirawat di RSUD dr Soeselo Slawi dan beberapa rumah sakit lainnya di Kabupaten Tegal.