Bank Ekspor Impor Amerika Serikat (EXIM) dan pemerintah Indonesia sepakat untuk menjajaki dan mengenali berbagai peluang potensi pendanaan EXIM. Jumlah totalnya, mencapai 750 juta dolar AS. Penandatanganan MoU secara resmi akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Kemarin (25/10), Presiden dan Kepala Bank Ekspor Impor Amerika Serikat (EXIM), Kimberly A. Reed, bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar di Jakarta.
Dalam pertemuan itu keduanya menunjukkan saling dukung atas sebuah Nota Kesepahaman (MoU) antara EXIM dan Republik Indonesia guna meningkatkan investasi di Indonesia dan mempererat aliansi dan hubungan perdagangan yang kuat antara kedua negara.
“Diskusi saya dengan Menteri Panjaitan berjalan dengan sangat produktif dan saya sangat gembira mengumumkan MoU 750 juta dolar AS ini dengan beliau hari ini. Bank Ekspor Impor Amerika Serikat berkomitmen untuk meningkatkan kerjasama ekonomi antara kedua negara,” kata Reed dalam keterangan resminya,
MoU ini akan menegaskan komitmen EXIM terhadap berbagai potensi proyek di Indonesia. Mulai dari energi, hingga teknologi komunikasi nirkabel (4G+/5G) hingga layanan kesehatan, penyiaran – dengan dukungan barang dan jasa dari AS,” ujar Reed.
Ia melanjutkan, pihaknya ingin bekerja sama untuk mendorong kesempatan investasi dan peluang mengembangkan bisnis sehingga memberikan potensi keuntungan bagi para pekerja dan pelaku bisnis AS dan Indonesia.
Di tempat sama, Menteri Koordinator Panjaitan menyambut baik MoU yang diajukan oleh EXIM Ia berharap ada lebih banyak investasi dan partisipasi bisnis AS di proyek-proyek infrastruktur, energi, transportasi dan telekomunikasi.
“Perjanjian ini disepakati sebagai bagian dari kunjungan delegasi AS ke Indonesia, Vietnam dan Myanmar, yang dipimpin oleh CEO International Development Finance Corporation AS, Adam Boehler, serta pejabat tinggi pemerintah AS, yaitu Kepala EXIM, Reed, dan pejabat dari Departemen Keuangan, Perdagangan, Energi, dan Luar Negeri AS,” kata Luhut.
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan investasi asing pada kuartal ketiga 2020 mulai naik jadi Rp 209 triliun atau 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dari sejumlah negara, peringkat pertama masih ditempati Singapura. Yakni mencapai US$ 2,49 miliar dolar AS, naik dibandingkan kuartal III 2019 sebesar 1,95 miliar dolar AS.
Jika dilihat pada kuartal II, investasi dari Singapura sebesar 1,95 miliar dolar AS, anjlok dari kuartal I 2,7 miliar dolar AS. Di bawah Singapura, negeri tirai bambu masih bercokol.
Investasinya mencapai 1,08 miliar dolar AS, merangkak naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 1,02 miliar dolar AS. Realisasi investasi tersebut juga lebih rendah dari kuartal II 2020 sebesar 1,14 miliar dolar AS.
Selanjutnya, di posisi ketiga ada Jepang. Nilai investasinya terbilang cukup besar. Mencapai 921,3 miliar dolar AS, naik dari kuartal III 2019 sebesar 881,38 miliar dolar AS.
Di bagian keempat dan kelima, ada Hong Kong dengan investasi sebesar 683,1 miliar dolar AS dan Belanda 517,4 miliar dolar AS. (khf/zul/fin)