Santer Isu Pengurangan Bansos di Desa Sitail Tegal, Kades: Bukan Paksaan
BANSOS - Sejumlah warga saat menerima bansos di Desa Sitail, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal.-Yeri Noveli/Radar Tegal Grup-
JATINEGARA, radartegal.com - Isu dugaan penguranan bantuan sosial (bansos) pangan di Desa Sitail Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal santer beredar. Dikabarkan, KPM (Keluarga Penerima Manfaat) menerima bantuan berupa beras dan minyak goreng itu tidak sesuai dengan ketentuannya.
Santernya isu dugaan pengurangan bansos pangan di Desa Sitail Kabupaten Tegal direspon cepat Kepala Desa (Kades) Sitail, Muhsinin.
Secara terbuka, Kades menegaskan bahwa penyaluran bansos pangan di Desa Sitail dilakukan sesuai aturan, tanpa ada praktik pemotongan hak KPM.
Muhsinin mengaskan, proses distribusi bansos berupa beras dan minyak goreng ini berjalan transparan.
BACA JUGA:12 Tim Berebut Juara dalam Turnamen Sepak Bola di Tegal U-14 dan U-16
BACA JUGA:Juara Lomba Desain Logo HUT ke-425 Kabupaten Tegal Diumumkan, Santoso Jadi yang Terbaik
Bahkan, ia menekankan bahwa warga penerima bantuan justru menunjukkan solidaritas tinggi dengan rela berbagi kepada tetangga yang tidak mendapatkan bantuan sama sekali.
“Saya berterima kasih kepada warga yang mau berbagi dengan ikhlas. Banyak penerima bansos yang menyerahkan sebagian bantuannya kepada masyarakat lainnya yang tidak mendapat BLT maupun bantuan pangan. Itu murni kesadaran dan rasa kemanusiaan mereka, bukan paksaan,” jelasnya saat ditemui di Balai Desa Sitail, Sabtu, 6 Desember 2025.
Bansos Desa Sitail
Muhsinin membeberkan, sejak munculnya BLT di tahun-tahun sebelumnya, banyak keluhan dari warga yang merasa tak tersentuh bantuan, meski kondisi ekonominya sangat membutuhkan.
Di sisi lain, ada penerima yang dalam satu rumah tercatat hingga tiga bahkan empat KK, dan semuanya mendapatkan bantuan.
BACA JUGA:Pasca Pengerukan Limbah B3 di Pesarean, Pemkab Tegal Segera Lakukan Ini
BACA JUGA:Temu Penggerak Donor Darah PMI Kabupaten Tegal, Semangat Bentuk Kelompok Pendonor Rhesus Negatif
Ketimpangan ini membuat warga kerap mendatangi rumah kepala desa dan perangkat, serta berharap bisa diusulkan sebagai penerima.
“Terkait bansos pangan kali ini, ada warga yang tidak mau berbagi, itu hak mereka. Tapi mayoritas justru rela membantu sesama,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


