Tampil Beda, Bima-Mujab Kenakan Pakaian Adat saat Debat: Ini Simbol dan Kebanggaan

Tampil Beda, Bima-Mujab Kenakan Pakaian Adat saat Debat: Ini Simbol dan Kebanggaan

PAKAIAN ADAT - Dalam debat ke dua calon bupati Tegal, Kamis, 14 November 2024, paslon nomor urut 1 Bima-Mujab mengenakan pakaian adat. -Istimewa-Radartegal.disway.id

SLAWI, radartegal.com- Kompak mengenakan pakaian adat Kabupaten Tegal dalam debat ke dua calon bupati Tegal, Kamis, 14 November 2024, pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Bima-Mujab memilih tampil berbeda dari debat sebelumnya. 

Pakaian adat yang mereka kenakan didominasi warna hitam, baik baju maupun celana komprangnya. Selain itu ada juga tambahan batik pinggang ikat, sandal slop serta ikat kepala wulung. 

Bima mengatakan memang sengaja memilih pakaian ikonik Kabupaten Tegal agar masyarakat bangga pada kekayaan tradisi yang dimiliki. 

“Ini salah satu kekayaan tradisi yang wajib kita uri-uri, kita lestarikan. Karena pakaian ini sekaligus jadi simbol jatidiri Tegal,” kata dia. 

BACA JUGA: Respon Keresahan Masyarakat Pinggiran, Bima-Mujab Singgung Kanal ‘Wadul Bupati’

BACA JUGA: Disambut Ibu-ibu Fatayat, Bima Sakti Tegaskan Sevisi dengan Umi Azizah

Mengenai makna dari pakaian adat Kabupaten Tegal itu Bima mengatakan memiliki spirit kesederhanaan dan kesigapan dalam bekerja. 

“Nenek moyang kita selalu memberi isyarat tersembunyi terhadap apa yang mereka ajarkan. Termasuk soal pakaian ini. Tugas kita sebagai generasi penerus yang harus menjaga dan mengembangkannya,” kata dia. 

Maka dia juga mengapresiasi kepemimpinan Umi Azizah yang telah mengeluarkan Peraturan Bupati tentang pakaian adat dan produk lokal. 

Peraturan tersebut menurutnya menjadi titik balik kembalinya tradisi Tegal pasca kepemimpinan Ki Enthus Susmono. 

“Tentu saya mengucapkan terima kasih kepada Bu Umi dan Ki Enthus yang telah berjuang mengembangkan tradisi di Kabupaten Tegal. Saya dan Mas Mujab bertekad untuk melanjutkan perjuangannya,” kata dia. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: