Angka Kematian Ibu (AKI) di Brebes Paling Tinggi di Jateng

Angka Kematian Ibu (AKI) di Brebes Paling Tinggi di Jateng

Dalem penekanan AKI Pemkab Brebes meluncurkan Gerakan Bersama Peduli Kesehatan Ibu (Gema Hati), Rabu 24 Juli 2024.(istimewa)--

BREBES, radartegal.id - Pemkab Brebes terus berupaya dalam menekan angka kematian ibu (AKI). Lewat Dinas Kesehatan (Dinkes) Brebes, Pemkab Brebes meluncurkan Gerakan Bersama Peduli Kesehatan Ibu (Gema Hati), Rabu 24 Juli 2024.

Seperti diketahui, AKI di Kabupaten Brebes masih terbilang tinggi dan saat ini masih menjadi isu strategis pemerintah. Selama lebih dari 5 tahun terakhir, kasus kematian ibu di Kabupaten Brebes paling banyak di wilayah Provinsi Jawa Tengah. 

 

Karena itu, Pemkab Brebes melalui Dinkes terus berupaya untuk menekan AKI. Salah satunya dengan meluncurkan Gerakan Bersama Peduli Kesehatan Ibu (Gema Hati), sebagai bentuk gerakan kepedulian bersama untuk menurunkan AKI di Kabupaten Brebes.

 

"Tadi baru saja saya melaunching Gema Hati, upaya pemerintah Kabupaten Brebes mengatasi kematian ibu," ujar Pj Bupati Brebes Iwannudin Iskandar saat launching Gema Hati di Desa Pesantunan Kecamatan Wanasari Brebes.

 

Butuh peran aktif masyarakat

 

Dalam hal ini, kata Iwan, semua elemen harus ikut berperan baik masyarakat, bidan, puskesmas, rumah sakit dalam menekan AKI. Tetapi ada peran paling utama yakni pemangku kepentingan dari tingkat kades, camat termasuk bupati.

 

"Apa artinya launching, apa artinya gerakan kalau kita tidak bisa menangani itu semua, di desa harus tahu potensi-potensi ibu hamil, camat juga harus libatkan forkopimca," terangnya.

 

Dia menambahkan, setelah dilaunching, Gema Hati harus ada targetnya. Apalagi sudah jelas ada peraturan bupati tentang sinergitas, yang artinya kalau Pemkab Brebes tidak bisa mengatasi bisa menjalin kerja sama dengan provinsi bahkan sampai ke pusat.

 

Karena AKI merupakan urusan seluruh Pemerintahan Indonesia. "Insyallah kami akan menganggarkan kegiatan seperti ini, karena ini urusan wajib bagi pemerintah." 

 

Iwan mengharapkan ada evaluasi kegiatan setiap tiga bulan, sehingga bisa mengetahu kesulitan apa saja yang dihadapi. Biasanya, beber Iwan, kematian ibu karena dua faktor yakni hipertensi dan pendarahan.

 

"Setelah saya cek ada juga karena masalah TBC, jantung, jadi nanti kita intervensi penyakit penyerta lainnya apa saja, nanti kita intervensi bersama," ucapnya.

 

Penyebab angka kematian ibu tinggi

 

Kepala Dinas Kesehatan Brebes. Ineke Tri Sulistyowaty menyampaikan banyak aspek yang menjadi penyebab terjadinya kematian ibu. Sehingga upaya menurunkan aki harus dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak.

 

"Setidaknya ada empat simpul masalah yang menyebabkan kematian ibu simpul masalah di masyarakat, masalah di bidan desa, masalah di puskesmas dan masalah di rumah sakit," ungkapnya.

 

Ineke menyebutkan, selain Desa Pesantunan jadi percontohan Gema Hati ada juga Desa Kaligiri Kecamatan Sirampog. Keduanya merupakan desa siaga peduli kesehatan ibu yang sudah menerapkan konsep desa siaga Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (KIBBL).

 

"Selain itu, penguatan rumah sakit sebagai fasilitas rujukan harus mampu memberikan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK), supaya kasus kegawat darutan dapat ditangani dengan cepat dan tepat untuk menurunkan kematian ibu," tukasnya.

 

Seperti diketahui, AKI Brebes tahun 2024 sampai hari ini ada 37 orang. Jumlahnya meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya terdapat 54 kasus. "Gema Hati goalnya yakni keterlibatan seluruh unsur untuk kematian ibu secara langsung dan tidak langsung."

 

"Jadi ada kepedulian dan gerakan bersama, siapa berbuat apa sesuai kewenangan, tugas dan fungsinya," pungkasnya.

Sumber: