Ganggu Tirakat Sesepuh, Penjual Nasi di Desa Kaki Gunung Slamet di Tegal Ini Mitosnya Tidak Akan Kaya

Ganggu Tirakat Sesepuh, Penjual Nasi di Desa Kaki Gunung Slamet di Tegal Ini Mitosnya Tidak Akan Kaya

TERTINGGI - Sebagai yang tertinggi di Jawa Tengah, Gunung Slamet juga memiliki mitos yang berkembang di kalangan masyarakat sekitarnya.--

radartegal.id - Sebagai gunung tertinggi di Jawa Tengah, Gunung Slamet menyimpan sejumlah misterius. Salah satunya adalah mitos penjual nasi di desa di kaki Gunung Slamet tersebut tidak akan pernah kaya raya. 

Salah satu mitos Gunung Slamet tentang penjual nasi tidak akan pernah kaya raya itu, tepatnya berkembang di Desa Jejeg Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Desa tersebut merupakan salah satu wilayah yang berada di kaki Gunung Slamet.

Penelusuran dari berbagai literatur, asal-usul Desa Jejeg konon diambil dari nama pendirinya, Mbah Jigja. Menurut penuturan warga sekitar, sesepuh desa itu bernama asli Syekh Dzatul Kahfi tersebut berasal dari Pajang, salah satu kerajaan Islam yang pernah ada di Jawa.

BACA JUGA: 7 Cerita Mitos Gunung Slamet, sang Atap Jawa Tengah yang Kerap Bikin Merinding dan Bulu Kuduk Berdiri

Kemudian cerita epos itu berkembang dan menyebutkan Mbah Jigja datang ke Tegal bersama Ki Gede Sebayu, dan ditugaskan untuk mengatur perairan di Bumijawa bagian barat. Makam Mbah Jigja bisa dijumpai di Pertelon Desa Jejeg, persis di bawah dua pohon kemuning dan wuni. 

Cerita tentang laskar Pangeran Diponegoro

Sekadar informasi bagi warga Desa Jejeg, keberadaan pohon kemuning di desanya ternyata mempunyai cerita tersendiri. Ini pula yang kemudian banyak warga desa yang mempercayai Mbah Jigja berasal dari Jogjakarta, sebagai salah seorang pengikut Pangeran Diponegoro.

Mereka berasumsi karena di sekitar makam Mbah Jigja terdapat pohon kemuning. Sekadar informasi, pohon kemuning memang identik dengan Pangeran Diponegoro. Konon Pangeran Diponegoro pernah memerintahkan menanam pohon kemuning di tempat yang menjadi  perjuangannya.

BACA JUGA: Jawa Akan Terbelah? Begini Kebenaran Mitos Gunung Slamet Mengenai Ramalan Jayabaya

Itulah sebabnya tempat persinggahan, basis pertahanan saat perang Jawa, dan makam-makam pengikut Pangeran Diponegoro pasti ditemukan pohon kemuning. Sebelum kedatangan Mbah Jigja sendiri, wilayah Desa Jejeg saat ini merupakan hutan belantara.

Setelah dibuka untuk permukiam warga oleh Mbah Jigja, dengan cepat tempat tersebut menjadi ramai. Apalagi tanahnya subur dan mempunyai sumber air yang berlimpah ruah. Mbah Jigja lalu diangkat menjadi sesepuh dan namanya diabadikan untuk identitas Desa Jejeg.

Mabh Jigja diyakini warga Desa Jejeg memanfaatkan dua sungai sebagai sumber pengairan yang ditugaskan kepadanya oleh Ki Gede Sebayu, yakni Sungai Kumpe dan Sungai Jaha. Di sekitar sungai, terdapat pohon jaha atau wit jaha yang sudah berusia ratusan tahun lebih.

BACA JUGA: Ketahui 4 Mitos Gunung Slamet Via Guci Bikin Bulu Kuduk Merinding, Benarkan Terdapat Sarang Siluman?

Mitos penjual nasi di Desa Jejeg

Sumber: