Benarkah Mitos Gen Z Lebih Mudah Kena Masalah Kesehatan Mental?

Benarkah Mitos Gen Z Lebih Mudah Kena Masalah Kesehatan Mental?

Mitos generasi z--

radartegal.id - Mitos generasi Z, yang lahir antara tahun 1996 hingga 2012, sering kali dianggap memiliki kelemahan mental dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Namun, menurut data yang dikumpulkan oleh Jakpat pada tahun 2022, Gen Z merupakan generasi yang paling banyak mengalami masalah kesehatan mental dibandingkan dengan generasi X dan milenial.

Menurut laporan dari Hello Sehat, sebanyak 59,1 persen dari Gen Z merasa memiliki masalah kesehatan mental. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan generasi milenial yang mencapai 39,8 persen, dan generasi X yang hanya sebesar 24,1 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa Gen Z memang memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga kesehatan mental mereka. Meskipun Gen Z sering dianggap memiliki kelemahan mental, penting bagi kita untuk memberikan dukungan dan pemahaman kepada generasi ini.

BACA JUGA: Arti Mitos Bunyi Tokek, dari Suara Pertama hingga ke-15 Punya Arti yang Berbeda-beda

Data yang menunjukkan tingginya angka masalah kesehatan mental di kalangan Gen Z harus dijadikan perhatian serius agar mereka dapat mendapatkan bantuan dan perawatan yang tepat untuk kesehatan mental mereka.

Kesehatan mental gen Z karena pengaruh medsos

Generasi Z dikenal sebagai generasi yang lebih peka terhadap kesehatan mental karena dampak dari media sosial dan teknologi yang semakin maju. Sebelumnya, generasi sebelum mereka tidak begitu familiar dengan istilah-istilah seperti kecemasan, kelelahan emosional, dan sebagainya.

Kehadiran media sosial juga berkontribusi pada peningkatan tingkat stres di kalangan Gen Z. Jika tidak dikelola dengan baik, informasi yang diperoleh dari media sosial justru dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan mental generasi ini.

BACA JUGA: 6 Mitos Memelihara Burung Kutilang Emas, Benarkah Membawa Keberuntungan dan Rezeki Bagi Pemiliknya?

Fitur-fitur yang mendorong perilaku "pamer" di media sosial seperti Instagram Stories dan sejenisnya juga membuat banyak anak muda generasi Z merasa tertekan untuk menyesuaikan diri dengan standar yang ditetapkan oleh orang lain di dunia maya.

Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa FOMO (Fear of Missing Out) jika tidak dapat mencapai standar yang ditunjukkan oleh orang lain. Selain itu, dampak pandemi COVID-19 yang telah menyebar sejak tahun 2019 juga berdampak pada kesehatan mental remaja generasi Z.

Sebaliknya dari berkumpul dengan teman-teman, mereka sekarang harus bergantung pada teknologi untuk tetap terhubung. Kondisi ini membuat generasi Z lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental.

 

Sumber: