Sejarah Kelurahan Kalinyamat Tegal, Punya Keterkaitan dengan Ratu dari Jepara yang di Takuti Bangsa Portugis

Sejarah Kelurahan Kalinyamat Tegal, Punya Keterkaitan dengan Ratu dari Jepara yang di Takuti Bangsa Portugis

KANTOR KELURAHAN - Sejarah Kelurahan Kalinyamat Tegal tidak hanya memiliki nilai sejarah yang tinggi, tetapi juga menjadi saksi bisu dari jejak perjuangan seorang tokoh perempuan luar biasa, Ratu Kalinyamat.-(Google Maps)-

Tempat ini menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya daerah, serta sering dikunjungi oleh masyarakat yang ingin mengenang jasa-jasanya.

BACA JUGA: Sejarah Asal-usul Desa Lebaksiu Tegal, Kini Punya Ikon Unik yang Mendunia

BACA JUGA: Sejarah Desa Bumijawa di Kabupaten Tegal, Rumorsnya Masih Ada Hubungannya dengan Kerajaan Galuh Purba

Keraton Martoloyo

Di samping petilasan Ratu Kalinyamat, wilayah ini juga memiliki sejarah terkait dengan Keraton Martoloyo. Keraton ini dibangun untuk Martoloyo, Bupati Tegal yang diangkat oleh Sultan Agung, seorang raja besar dari Mataram. 

Martoloyo adalah paman Sultan Agung sendiri. Keberadaan keraton ini menambah kekayaan sejarah Kelurahan Kalinyamat Wetan dan menunjukkan betapa strategisnya daerah ini pada masa lalu.

Kelurahan Kalinyamat Kulon

Selain Kelurahan Kalinyamat Wetan, terdapat juga Kelurahan Kalinyamat Kulon yang terletak di Kecamatan Margadana, Kota Tegal. Meski demikian, informasi lebih rinci mengenai asal-usul dan sejarah Kelurahan Kalinyamat Kulon masih terbatas. Namun, diyakini bahwa kedua kelurahan ini memiliki keterkaitan sejarah yang erat dengan sosok Ratu Kalinyamat.

Peran Ratu Kalinyamat dalam Sejarah Kelurahan Kalinyamat

Ratu Kalinyamat memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan di Jawa pada masanya. Berikut beberapa kontribusi utamanya.

BACA JUGA: Berdiri Sejak 1915, Ini Sejarah Klenteng Hok Ie Kiong di Slawi yang Menjadi Tempat Ibadah Penganut Tionghoa

BACA JUGA: Sejarah Julukan Haven Zucker Kota Tegal yang Menjadi Permulaan Pelabuhan Tegal

  • Penyebaran Agama Islam

Ratu Kalinyamat menggunakan seni dan budaya sebagai alat untuk menyebarkan agama Islam secara damai di Jawa. Ia dikenal melalui pembangunan masjid, seperti Masjid Mantingan di Jepara, yang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan budaya Islam. 

Strategi ini berhasil mengintegrasikan ajaran Islam ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa.

  • Politik dan Pemerintahan

Sumber: