Sejarah dan Mitos Desa Jalawastu Brebes, Adat Istiadat yang Masih Dilestarikan dari Dulu hingga Sekarang
BUDAYA - Sejarah dan mitos desa Jalawastu Brebes ini perlu dijaga oleh masyarakat setempat, dan juga diapresiasi oleh generasi muda di seluruh Indonesia.-(Foto: Istimewa)-
BREBES, radartegal.id - Sejarah dan mitos Desa Jalawastu Brebes menjadi salah satu yang selalu menarik untuk dikupas. Jalawastu adalah sebuah dusun yang terletak di Desa Ciseureuh, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Berada di kaki Gunung Kumbang atau yang juga dikenal sebagai Gunung Sagara, kampung ini telah berkembang menjadi tujuan wisata budaya yang menarik di wilayah Brebes, yang sering dijuluki "kota bawang". Gunung Kumbang adalah salah satu gunung tertinggi di Provinsi Jawa Tengah, dengan ketinggian 1.211 meter di atas permukaan laut (mdpl). Dikutip dari channel youtube BERBAGI TAHU Rabu, 29 Mei 2024.
Gunung ini juga termasuk dalam jajaran pegunungan Pojoktiga Leo, dan secara administratif berada di perbatasan antara Kecamatan Ketanggungan dan Kecamatan Salem. Selain puncak utama, terdapat pula Puncak Sagara dengan ketinggian 1.109 mdpl, Puncak Cocok Telu dengan ketinggian 1.129 mdpl, dan Puncak Payung dengan ketinggian 845 mdpl.
Gunung ini menjadi hulu bagi beberapa sungai penting, seperti Sungai Cibentar, Sungai Cikumbang, Sungai Cibatu, Sungai Cikamuning, Sungai Cirambeng, dan Sungai Cisero.
BACA JUGA: 4 Makna Penting dalam Tradisi Moci di Tegal, Bukan Sekedar Minum Teh saat Bersantai
Keunikan Kampung Jalawastu
Terdapat sekitar 145 kepala keluarga yang tinggal di Kampung Jalawastu. Penduduknya masih teguh memegang tradisi leluhur mereka.
Seluruh rumah warga dibangun dengan dinding dari papan dan atap seng, tanpa menggunakan bahan bangunan modern seperti semen, keramik, atau genteng.
Lantai rumah juga tetap menggunakan papan atau tanah alami. Ini semua bertujuan untuk mencegah bencana, terutama longsor, yang sering terjadi di daerah lereng bukit ini.
Jarak Kampung Jalawastu dari Koramil Ketanggungan adalah sekitar 33 kilometer, yang bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih lima puluh menit jika tidak hujan.
Selain wisata budaya, kampung ini juga menawarkan wisata alam, seperti Curug Rambukasang, tempat pemujaan Hulu Dayuh, Pasarean Gedong, dan berbagai tempat pemancingan. Pengunjung juga bisa membeli oleh-oleh hasil bumi seperti petai, durian, dan nangka.
BACA JUGA: Sejarah dan Misteri Desa Ujungrusi Kecamatan Adiwerna, Kenapa Ada Tanah Brebes di Kabupaten Tegal?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: