Mitos Jembatan Brug Abang yang Legendaris di Tegal, Sering Ada Ritual Buang Ayam yang Sudah Turun Temurun

Mitos Jembatan Brug Abang yang Legendaris di Tegal, Sering Ada Ritual Buang Ayam yang Sudah Turun Temurun

Mitos terkenal jembatan brug abang tegal--

RADAR TEGAL - Saat Anda berkendara kemudian melewati jalan raya jalur dari tegal menuju Slawi, Anda akan menjumpai jembatan brug abang yang mempunyai mitos terkenal turun temurun dan masih berfungsi dengan baik hingga saat ini.

Mitos terkenal jembatan brug abang ini dibangun pada rentang tahun 1918 hingga 1921 dan memiliki peran penting dalam membendung  sungai Gung yaang bersumber dari Gunung Slamet.

Yang menarik dari mitos terkenal jembatan brug abang di Tegal adalah jembatannya yang padahal tidak berwarna merah. Di atas bendungan ini Anda akan melihat sebuah jembatan yang memanjang membelah sungai Gung.

Usut punya usut, penyebutan brug abang pada jembatan di Tegal ini tak terlepas dari mitos terkenal dan kisah tragis terkait pembantaian ratusan orang di jembatan tersebut. Simak selengkapnya. 

BACA JUGA: 4 Mitos Wisata Guci Tegal, Dulu Ada Sosok Naga Dayang dari Nyai Roro Kidul

Mitos Jembatan Brug Abang di Tegal 

Diolah dari berbagai sumber, mitos terkenal jembatan brug abang di Tegal ini merupakan saksi bisu peristiwa berdarah yang dikenal sebagai Peristiwa Tiga Daerah atau juga disebut Pemberontakan Kutil. Peristiwa berdarah itu terjadi tiga bulan pasca-proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, atau November 1945.

Pemberontakan itu dipelopori seorang tukang cukur bernama Sakjani atau yang terkenal dengan julukan Kutil. Ia menggalang kekuatan untuk melakukan pembantaian terhadap para pejabat daerah, pamong praja, dan aparat kepolisian negara bekas pemerintahan penjajahan negara Jepang yang ada di tiga daerah, yakni Pemalang, Tegal, dan Brebes.

Kelompok Kutil ini menangkap para pejabat daerah, pamong praja, hingga warga keturunan Belanda yang dianggap menentang kemerdekaan Indonesia. Bahkan konon, Raden Ajeng Kardinah, yang merupakan adik Raden Ajeng Kartini yang kala itu merupakan istri dari Bupati Tegal, nyaris menjadi korban gerakan ini sebelum akhirnya dilarikan ke Salatiga.

BACA JUGA: Mitos Pantai Alam Indah Tegal, Menelusuri Jejak Mistis di Balik Keindahannya

Padahal, kala itu Raden Ajeng Kardinah merupakan tokoh yang dianggap berjasa bagi masyarakat Tegal. Ia tidak hanya mendirikan sekolah tapi juga rumah sakit di Tegal. Meski demikian, Kardinah tak luput dari aksi kelompok Kutil.

Keangkeran jembatan

Mitos keangkeran yang dimiliki jembatan Brug Abang di Tegal ini karena  tempat eksekusi para koruptor.

Eksekusi para koruptor tersebut dilakukan secara besar-besaran dan dinamakan sebagai Tragedi Kutil.

Sumber: