5 Penyakit Pajero Sport Matik Bekas, Hati-hati Bawa Mobil Ini pas di Tanjakan

5 Penyakit Pajero Sport Matik Bekas, Hati-hati Bawa Mobil Ini pas di Tanjakan

Penyakit Pajero Sport matik bekas--

RADAR TEGAL - Banya keluhan mengenai penyakit Pajero Sport matik bekas. Mitsubishi Pajero Sport, sebuah nama yang tak asing lagi di dunia otomotif Indonesia. 

Mobil SUV ini telah menjadi primadona di pasar otomotif Tanah Air, menggoda para pecinta petualangan dengan mesin bertenaga dan performa yang tangguh. Namun sebagian orang ada keluhan mengenai penyakit Pajero Sport matik bekas.

Namun, seperti halnya mobil pada umumnya, penyakit Pajero Sport matik bekas sering muncul, khususnya pada versi otomatis. Berikut ini kita akan mengulas lima penyakit yang sering menyerang Pajero Sport matik bekas. Yuk, simak bersama!

1. Transmisi matik bermasalah

Penyakit pajero sport matik yang paling umum dan sering ditemui adalah masalah pada transmisi otomatisnya. Kamu mungkin pernah mengalami perpindahan gigi yang tersendat, mobil yang tak mau mundur, atau bahkan mobil yang enggan melaju. 

BACA JUGA:3 Alasan Kenapa Mitsubishi XForce 2023 Tidak Menggunakan Sunroof, Salah Satunya soal Bobot

Kondisi ini kerap disebabkan oleh kerusakan komponen krusial seperti planetary gear atau kampas kopling. Penting bagi calon pemilik atau yang sudah memiliki Pajero Sport matik bekas untuk memahami gejala ini dan segera mengatasi permasalahan sebelum merembet pada kerusakan yang lebih serius.

2. Shockbreaker bocor

Shockbreaker yang bocor bukan hanya masalah estetika, melainkan berdampak pada handling dan kenyamanan berkendara. Pajero Sport yang biasanya menawarkan kenyamanan tinggi dapat terasa tidak stabil akibat shockbreaker yang bocor. 

Oleh karena itu, penting bagi pemilik mobil ini untuk secara rutin memeriksa kondisi shockbreaker dan menggantinya jika ditemukan tanda-tanda kebocoran atau penurunan kinerja.

3. Kampas rem cepat aus

Kampas rem yang cepat aus menjadi penyakit lain yang kerap menimpa Pajero Sport matik bekas. Bobot mobil yang cukup besar membuat performa pengereman bekerja lebih keras, dan akibatnya, kampas rem menjadi lebih cepat aus. 

BACA JUGA:Mitsubishi Xpander Lebih Laris dari Nissan Livina? Ternyata Ini Rahasianya

Terutama jika mobil ini sering digunakan untuk petualangan off-road yang menuntut pengereman ekstra. Solusi terbaik adalah melakukan pemeriksaan berkala pada sistem pengereman dan mengganti kampas rem sesuai dengan rekomendasi pabrikan.

Sumber: