7 Tradisi Wong Tegal yang Jarang Diketahui Orang banyak, Salah Satunya Adalah Mantu Poci

7 Tradisi Wong Tegal yang Jarang Diketahui Orang banyak, Salah Satunya Adalah Mantu Poci

Tradisi Wong Tegal--

RADAR TEGAL - Tradisi Wong Tegal. Tegal adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini terletak di pesisir utara Pulau Jawa dan berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara.

Kabupaten Brebes di sebelah barat, Kabupaten Pemalang di sebelah timur, dan Kabupaten Purbalingga dan Cilacap di sebelah selatan dan banyak tradisi wong Tegal yang banyak orang belum tahu.

Tegal memiliki luas wilayah 39,24 km² dan jumlah penduduk 1.704.700 orang pada pertengahan tahun 2023. Kota ini memiliki banyak tradisi wong Tegal yang unik dan menarik, di antaranya:

1. Mantu Poci

Salah satu tradisi wong Tegal yang mencuri perhatian adalah Mantu Poci, sebuah upacara pernikahan yang penuh makna. Dalam tradisi ini, pasangan suami istri yang telah lama menanti kelahiran anak mengadakan pernikahan dengan mempelai dari sepasang poci tanah berukuran raksasa.

BACA JUGA: Hebat! Forum Wilayah LKSA Kabupaten Tegal Rebut 3 Piala Jambore Kebudayaan Jateng 2023

Mantu Poci bukan hanya sekadar upacara pernikahan biasa, tetapi juga simbol keberanian dan ketabahan dalam menghadapi cobaan hidup. 

Poci yang dijadikan mempelai menjadi representasi dari harapan akan kelahiran keturunan yang dinanti-nantikan. Upacara ini melibatkan komunitas sekitar dan menciptakan ikatan sosial yang erat. 

Kesederhanaan dan kekayaan nilai-nilai luhur terlihat dalam setiap langkah Mantu Poci, menjadikannya sebagai warisan budaya yang patut dilestarikan.

2. Tradisi Prepegan

Tradisi wong Tegal yang kedua. Sebuah keunikan tersendiri terjadi setiap tahun di Tegal dengan kehadiran pasar tradisional bernama Prepegan. Pasar ini hanya muncul sebulan sekali, menjelang hari raya Idulfitri, khususnya pada bulan Syawal. 

BACA JUGA: Bangun Ekosistem Kebudayaan, Putra Ki Enthus Susmono Usul Program Strategis ke Bupati Tegal

Prepegan bukan sekadar tempat jual beli, melainkan panggung bagi ragam budaya dan tradisional yang membuatnya begitu istimewa.

Para pedagang tidak hanya menawarkan kebutuhan pokok, tetapi juga barang-barang tradisional yang sulit ditemui di tempat lain. Suasana Prepegan begitu meriah dengan deretan penjual yang bersemangat, menciptakan pengalaman berbelanja yang berbeda. 

Sumber: