Ternyata Bunga Pinjaman Online Cenderung Lebih Tinggi daripada Kredit Konvensional, Ini Penjelasannya

RADAR TEGAL - Bunga pinjaman online (pinjol) cenderung lebih tinggi daripada kredit konvensional. Hal ini menjadi salah satu keluhan dari para pengguna pinjol.

Menurut laporan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rata-rata bunga pinjaman online di Indonesia mencapai 18,2% per tahun. Sementara itu, bunga kredit konvensional di bank berkisar antara 7-12% per tahun.

Lantas, mengapa bunga pinjaman online cenderung lebih tinggi daripada kredit konvensional? Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut.

Faktor utama yang menyebabkan bunga pinjaman online tinggi adalah risiko kredit macet. Pinjol memiliki risiko kredit macet yang lebih tinggi daripada kredit konvensional.

BACA JUGA:Yang Aman-aman Aja, Ini Dia Alternatif Pinjaman Online yang Bebas dari Ancaman

BACA JUGA:Panduan Lengkap Menggunakan Jasa Negosiasi Pinjaman Online, Atasi Utang dengan Lebih Mudah

Hal ini dikarenakan pinjol biasanya memberikan pinjaman kepada nasabah dengan profil risiko yang lebih tinggi, seperti nasabah yang memiliki skor kredit rendah atau nasabah yang membutuhkan pinjaman dalam jumlah kecil.

Menurut data dari OJK, rasio kredit macet (NPL) pinjol mencapai 24,9% pada kuartal III tahun 2023. Sementara itu, NPL kredit konvensional di bank berkisar antara 2-3%.

Faktor Biaya Operasional

Faktor lain yang menyebabkan bunga pinjaman online tinggi adalah biaya operasional. Pinjol memiliki biaya operasional yang lebih tinggi daripada kredit konvensional.

Hal ini dikarenakan pinjol harus mengeluarkan biaya untuk mengembangkan teknologi, melakukan marketing, dan mengelola risiko.

BACA JUGA:Ditagih Debt Collector Terus? Begini Cara Menghanguskan Hutang Pinjol Tanpa Kuatir Diblacklist

BACA JUGA:5 Cara Kilat Melunasi Hutang Pinjol, Lebih Aman Tanpa Kuatir Gali Lubang Tutup Lubang

Faktor Regulasi

Sumber: