Siapkan 4.400 Bibit Pohon, BPBD Kabupaten Tegal Dukung Pengembalian Fungsi Hutan Lindung

Siapkan 4.400 Bibit Pohon, BPBD Kabupaten Tegal Dukung Pengembalian Fungsi Hutan Lindung

Kalak BPBD bersama ketua Alinasi Masyarakat Sadar Bencana Peduli Hutan Lindung terjun melakukan aksi tanam kembali kawasan hutan lindung Kabupaten Tegal.-Hermas Purwadi-

RADAR TEGAL -  Tindak lanjut hasil rapat bersama Aliansi Masyarakat Sadar Bencana Peduli Hutan Lindung, BPBD Kabupaten Tegal mengerahkan semua relawan penanggulangan bencana dan seluruh komunitas pecinta alam terlibat dalam aksi penanaman kembali hutan lindung di Dukuh Sawangan Desa Sigedong Kecamatan Bumijawa, Senin 20 November 2023.

Kalak BPBD Kabupaten Tegal Elliya Hidayah menyatakan, sedikitnya 4.400 bibit disiapkan semua relawan dan komunitas pecinta alam. 

"Kegiatan penamanam pohon bersama Aliansi Masyarakat Sadar Bencana Peduli Hutan Lindung ini didukung berbagai macam stake holder seperti Permadi, Gupala, Kompak Galas, GumunNandur Sandekala, pagar, Pelon, Stapala, Balarsata Rumah Harapan, X Palma, Relawan PB, Bosapala, Backapala, KPG IR, SAR Kecamatan Bumuijawa, Relawan Kecamatan Bumijawa, dan Kecamatan Bojong, " cetusnya.

Sementara itu Bupati Tegal Umi Azizah sempat membuka perhelatan tersebut dan menyatakan lahan kritis akibat pembabatan hutan sporadis di kawasan hutan lindung yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Tegal luasnya kini sudah mencapai 48 hektare. 

BACA JUGA:BPBD Kabupaten Tegal Inisiasi Pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana

"Lahan tersebut kini terkonversi menjadi lahan pertanian khususnya kentang. Sementara area hutan produksi yang juga terkonversi, luasnya mencapai ratusan hektare. Perambahan hutan yang terjadi sudah mencapai ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut atau sekitar 5,5 kilometer jaraknya dari puncak Gunung Slamet," tegasnya.

Menurutnya, kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan. Selain telah mengakibatkan bencana banjir bandang di Guci atau sungai di Pancuran 13 dan di Kalipedes Sigedong beberapa waktu lalu. Dampaknya terhadap kehidupan warga Sawangan dan sekitarnya saat ini ataupun di kemudian hari tentu ada.

Dari mulai ancaman angin puting beliung yang leluasa melintas di kawasan permukiman karena sudah tidak ada pohon tinggi yang menghambat. Hingga kesulitan air bersih karena tidak ada sistem perakaran dari pohon-pohon besar yang menyerap air di musim penghujan dan melepaskannya di musim kemarau. 

"Kepedulian kita kepada lingkungan akan menjaga keseimbangan ekosistem. Jika satu spesies mengalami gangguan atau punah, hal ini dapat mengakibatkan dampak berantai pada organisme lainnya, termasuk manusia. Hutan yang lestari memberikan oksigen, kesejukan, mensuplai air bersih, memberikan kayu, ranting, serta habitat bagi berbagai spesies. Air bersih dan tanah yang subur adalah aset berharga yang perlu dijaga, dirawat, agar dapat dimanfaatkan oleh generasi ke generasi mendatang," ungkapnya.

BACA JUGA:Kereen! Linmas Kudaile Digembleng Soal Penanggulangan Bencana oleh BPBD Kabupaten Tegal

Melalui  pencanangan gerakan penanaman ini,  Umi memandang bukan sekedar seremonial menanam pohon di kawasan hutan lindung yang supaya hutan ini kembali ke wujud awalnya, ke fungsi semula. 

"Perlu waktu 200 tahun jika kita bisa menjaganya dengan baik. Tapi di sini, yang juga kita tanamkan adalah rasa solidaritas yang mendalam untuk senantiasa bersama-sama menjaga kelestarian alam. Berani melawan segala bentuk perusakan lingkungan terutama eksploitasi hutan alam yang berlebihan," tegasnya. (adv) 

Sumber: