Wawancara Film Dokumenter Jessica Wongso yang Dipotong Timbulkan Sejuta Tanya, Seperti Apa Ceritanya?

Wawancara Film Dokumenter Jessica Wongso yang Dipotong Timbulkan Sejuta Tanya, Seperti Apa Ceritanya?

Film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffe and Jessica Wongso.-Tangkapan Layar-Radar Cirebon

“Maaf, Jessica. Saya minta maaf. Mungkin, ini sudah terlalu dalam,” kata petugas di Lapas Wanita Kelas II A Jakarta.

Akhirnya dalam film tersebut, wawancara Jessica Kumala Wongso digantikan dengan buku harian yang ditampilkan.

BACA JUGA:7 Urban Legend Paling Meneror di Jawa Tengah, Masing-masing Telah Diadaptasi Film

BACA JUGA:Angkat Mitos Jawa, Film Primbon Sajikan Teror Makhluk Astral di Keluarga Keturunan Raja

Catatan buku harian tersebut juga mengungkapkan alibi dari Jessica terkait dirinya yang datang lebih cepat dan memesan kopi.

"Mereka merasa curiga karena aku memesan sebelum teman-temanku datang," kata Jessica mengenai kejadian di Olivier Caffe Grand Indonesia pada 6, Januari 2016 sore hari.

Dia juga menegaskan bahwa tidak ada niatan datang lebih cepat. Dirinya hanya berusaha datang tepat waktu. Sebaliknya, teman-temannya termasuk Mirna memang datang terlambat.

"Aku tak menyangka mereka akan tiba 40 menit kemudian," tandas Jessica mengutarakan cerita versinya.

BACA JUGA:4 Film Horror yang Menakutkan dan Menyeramkan Berdasarkan Kisah Nyata, Patut Dicoba

BACA JUGA:Trio Pahlawan Super Film Marvel Studios “THE MARVELS” Tayang di Bioskop, Kapan Tuh?

Tidak hanya itu, Jessica juga menjelaskan mengenai tudingan bahwa dirinya menaruh racun sianida saat minuman es kopi untuk Mirna ditutupi dengan paper bag.

"Mereka juga merasa curiga saat aku memindahkan kantung kertas. Aku hanya bosan," tulis Jessica pada buku harian berbahasa Inggris itu.

Pasca kejadian itu, Jessica mengaku hidupnya tidak tenang. Apalagi, pribadinya juga keluarga mulai diusik media.

"Media mulai mengintai rumah kami. Kami harus sembunyi-sembunyi untuk masuk ke rumah kami sendiri," tulisnya.

BACA JUGA:Sinopsis Film Ketika Berhenti Di Sini: Perasaan Ikhlas dan Takdir,Prilly Latuconsina Berikan Akting Totalitas

Sumber: