Cegah Abrasi dan Banjir Rob, Tanggul Geobag Sepanjang 1,5 KM Dibangun

Cegah Abrasi dan Banjir Rob, Tanggul Geobag Sepanjang 1,5 KM Dibangun

Pj Bupati (kiri dari depan) saat mengecek pembangunan tanggul darurat di wilayah Randusanga, Kecamatan Brebes, Minggu 1 Oktober 2023.(istimewa)--

RADAR TEGAL - Pemerintah Kabupaten membangun tanggul darurat atau tanggul Geobag sepanjang 1,5 kilometer, Minggu 1 Oktober 2023 di Desa Randusanga. Upaya pembuatan tanggul darurat tersebut sebagai langkah antisipsi abrasi yang makin meluas.

Sekedar informasi, sepanjang garis pantai Kabupaten Brebes mengalami kerusakan akibat abrasi. Dari 42 kilometer, 30 persen di antaranya rusak parah dan harus segera ditangani, termasuk di wilayah Desa Randusanga Kecamatan Brebes. 

Bahkan, di Desa Randusanga Wetan sendiri banjir rob sudah mulai masuk ke permukiman waga. Serta menerjang tambak milik warga. 

Pj Bupati Brebes Urip Sihabudin bersama instansi terkait Minggu pagi tadi mengecek pembuatan tanggul darurat di Desa Randusanga. 

Menurutnya, banjir abrasi yang terjadi saat ini di Desa Randusanga Kulon dan Randusanga Wetan sangat berdampak pada peremonomian masyarakat setempat. Banyak rumah warga yang terendam banjir rob dan sudah ratusan hektare tambak milik warga yang hilang tergerus abrasi. 

"Berbagai upaya telah kita lakukan. Salah satunya yakni pembuatan tanggul sepanjang 1,5 kilometer dan tinggi 3 meter dan lebarnya itu 5 meter. Mudah-mudahan ini berhasil," ujarnya. 

Pembutan tanggul darurat di bibir pantai ini merupakan adopsi pembuatan tanggul yang telah dibuat oleh kerja bakti warga sepanjang 50 meter. Tanggul itu terbuat dari karung berbahan karet tebal yang diisi pasir atau geobag. 

Tiga tahun lalu, lanjutnya, warga membuat tanggul tersebut yang dimotori oleh Kepala Desa Randusanga Wetan, Swi Agung Kabiantara dan hingga kini masih utuh meskipun dihantam ombak. 

"Kami bersama pemerintah provinsi, Kementerian PUPR dan lainnya membuat tanggul dengan contoh seperti yang dibuat oleh warga," ucapnya. 

Kepala Desa Randusanga Wetan, Swi Agung Kabiantara mengatakan, panjang bibir pantai di wilayahnya sekitar 5 kilometer. Akibat abrasi ini, sudah ada 325 hektare tambak milik warga rusak dan tidak bisa diberdayakan. 

Bahkan, akibat barasi ada sedikitnya 10 rumah warga yang tidak bisa ditempati lagi karena terendam banjir. Namun bagi warga yang mampu, mereka bisa meninggikan lantai rumahnya. 

"Kalau yang tidak memiliki uang, rumahnya ditinggalkan dan tidak bisa ditempati. Di Desa Randusanga Wetan ada 10 rumah yang ditinggal. Mereka saat ini hanya bisa pasrah dan terpaksa tinggal di rumah saudaranya," pungkasnya.***

Sumber: