Tidak Hanya Aesthetic, Ketahui Mitos Taman Sari Jogja: Benarkan Tembus ke Pantai Selatan?
Mitos Taman Sari Jogja--
RADAR TEGAL – Taman sari merupakan salah satu tempat wisata yang terkenal di Jogja. Berikut mitos taman sari Jogja.
Taman Sari memiliki bangunan bersejarah dan artistik yang cocok sebagai objek foto. Lokasi, tempat wisata ini tidak jauh dari titik nol Yogyakarta.
Taman Sari banyak diminati oleh wisatawan lokal ataupun asing. Sebagai salah satu peninggalan sejaran kebanggaan keraton Yogyakarta, Taman Sari diketahui terdapat sebuah bangunan unik yang kental akan nuansa kuno lengkap dengan kolam pemandingan, kanal air, jembatan gantung, hingga lorong bawah tanah.
Selain mempunyai sejarah yang unik, keindahan kampung wisata Taman Sari ini juga memiliki mitos yang beredar di masyarakat Yogyakarta.
Berikut ini fakta sejarah dan mitos Taman Sari Yogyakarta.
BACA JUGA: Menelusuri 5 Mitos Tempat Wisata Jogja, Mulai dari Dunia Gaib hingga Dapat Putus dengan Pacar
Mitos Taman Sari Jogja
Tahukah Anda bahwa salah satu mitos mengenai taman sari Jogja yang beredar di masyarakat sekitar yakni tentang lorong taman sari, yang konon katanya dapat tembus hingga ke pantai selatan.
Diketahui, terdapat dua lorong bawah tanah di kawasan Tamansari yang pertama bernama Urung-urung Timur, dan yang kedua Urung-urung Sumur Gumuling.
Lorong timur sendiri mempunyai panjang 45 meter yang menghubungkan Pulo Panembung dan Pulo Kenanga.
Sedangkan Sumur Gumuling mempunyai panjang 39 meter, pada bagian ujung lorong terdapat sebuah mata air bernama sumur gumuling yang dikelilingi lima anak tangga.
Tepat di atas mata air tersebut merupakan masjid bawah tanah.
Tapi faktnya, Lorong dari Sumur Gumuling ini disebut lebih panjang lagi ke arah barat.
Namun karena utuh, bangunan tersebut dipagar pada tahun 1972 dan ditutup hingga tersisa 39 meter.
Sebelum dipugar, konon kabarnya pada ujung lorong ini dapat tembus hingga ke pantai laut selatan.
Adapun mitos lainnya yang menyebutkan bahwa Sumur Gumuling adalah tempat pertemuan antara Ratu Pantai Selatan atau Nyi Roro Kidul dengan Sultan Yogyakarta.
Sedangkan menurut salah seorang pengawas Tamansari mengatakan, Sri Sultan Hamengku Buwono I memang membangun Keraton dalam satu sumbu lurus imajiner, yang terhubung dengan Gunung Merapi dan Pantai Parangtritis. Sultan berharap ketiganya dapat bersinergi.
BACA JUGA: Mitos dan Sejarah Taman Wisata Air Panas Guci, Ternyata Dari Tongkat yang Ditancapkan?
Sejarah Taman Sari Jogja
Situs Taman Sari diketahui telah berdiri sejak tahun 1785, yang ditandai dengan candra sengkala catur naga rasa tunggal (tanda istana baru) oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I.
Hingga saat ini, bangunan Taman Sari Yogyakarta tersebut masih berdiri kokoh, meskipun pernah direnovasi akibat gempa Yogyakarta pada 27 Mei 2006 yang lalu.
Menurut informasi yang bersumber dari pihak keraton, maupun balai pelestarian bangunan dan cagar budaya, kampung wisata Taman Sari konon merupakan danau yang cukup luas, dilengkapi dengan parit dari Taman Sari menuju ke bangunan pusat keraton melalui segaran.
Taman Sari sendiri merupakan sebuah pesanggrahan, yang pada masa pembangunannya dipimpin langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Bupati Madiun Raden Rangga Prawirasentika dipercayakan sebagai penanggung jawab pelaksanaanya, sedangkan konstruksinya oleh Bupati Kiai Tumenggung Mangoendipoero.
Demikian ulasan mengenai mitos taman sari Jogja. Semoga bermanfaat.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: