Sejarah dan Mitos Tarian Barong Bali, Lambang Dewa Brahma yang Berusaha Menghentikan Penyebaran Penyakit

Sejarah dan Mitos Tarian Barong Bali, Lambang Dewa Brahma yang Berusaha Menghentikan Penyebaran Penyakit

Sejarah dan mitos tarian Barong Bali-adijayabus.com-

Tari Barong mengisahkan tentang pertarungan antara barong dan Rangda serta melibatkan banyak tokoh lainnya.

Tarian Barong juga mengandung kisah yang membawa pesan-pesan berharga dalam kehidupan. 

Salah satunya adalah pertarungan antara pihak yang mewakili kebaikan melawan pihak yang mewakili kejahatan.

Dalam tarian ini, karakter yang mewakili kebaikan digambarkan sebagai barong, makhluk berkaki empat yang gerakannya dikendalikan oleh dua penari. 

Sementara karakter yang mewakili kejahatan adalah Rangda, seorang perempuan menakutkan dengan dua taring besar di mulutnya.

BACA JUGA:5 Arti Mitos Ular Mausk Rumah, Benarkah Ada Nazar?

Sejarah tarian Barong Bali

Tari Barong Bali dianggap sebagai perubahan bentuk dari Tari Barong Ponorogo atau Reog. Pada waktu itu, tari tersebut dibawa oleh Raja Airlangga saat mengungsi dan mencari perlindungan di Pulau Bali. 

Selain membawa seni tari, perpindahan tersebut juga membawa pengaruh budaya lain seperti sastra, aksara Jawa, dan aspek keagamaan.

Dalam catatan sejarah, Tari Barong ini dianggap sebagai perubahan bentuk dari Reog Ponorogo. Setelah tiba di Bali, karakteristik Barong Ponorogo berubah mengikuti cerita dan budaya masyarakat setempat.

Seiring berjalannya waktu, tarian ini menjadi bagian dari berbagai kegiatan spiritual dan keagamaan. 

Ada beberapa bukti yang menunjukkan pengaruh budaya Ponorogo pada Tari Barong Bali, salah satunya adalah dalam bentuk wujud Barong itu sendiri.

Barong ditampilkan tanpa mahkota merak atau kucingan. Selain itu, pada topeng Rangdanya, terdapat juga pengaruh dari topeng Bujang Ganong.

Awalnya, kelompok makhluk ini sedang mempelajari ilmu kesaktian. Kita bisa melihat bahwa inspirasi untuk kelompok ini berasal dari kelompok warok muda dan warok tua yang masih ada di Ponorogo.

Setelah tiba di Bali, Barong berubah bentuk menjadi berbagai variasi. Mulai dari kepala babi, anjing, gajah, hingga burung, masing-masing dengan filosofi yang unik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: