Kabupaten Tegal Menyandang Predikat sebagai Daerah Paling Inovatif, Bupati Masuk Riset BRIN

Kabupaten Tegal Menyandang Predikat sebagai Daerah Paling Inovatif, Bupati Masuk Riset BRIN

BUPATI TEGAL - Bupati Tegal Umi Azizah (tengah) saat menyimak pemaparan secara virtual di Gedung Dadali beberapa waktu lalu.-Istimewa-

RADAR TEGAL - Kabupaten Tegal menyandang predikat sebagai daerah paling inovatif yang dirilis Kementerian Dalam Negeri, inovasi Bupati Tegal Umi Azizah masuk dalam daftar riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Hal ini seperti diungkap Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat BRIN Agus Eko Nugroho. Dalam rilis yang dilayangkan Humas Pemkab Kabupaten Tegal belum lama ini disampaikan, BRIN saat ini tengah melakukan riset tentang inovasi kepemimpinan perempuan.

Terutama di lima wilayah yang menyandang predikat sebagai daerah paling inovatif yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri. Kelima daerah tersebut antara lain Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Tegal, Kabupaten Jombang, Kota Mojokerto, dan Kabupaten Banyuwangi.

Riset tersebut bertujuan melihat inovasi kepemimpinan perempuan di sektor pendidikan dan implikasinya terhadap kinerja sektor pendidikan di daerah. Adapun unsur kebaruan dari riset ini adalah inovasinya di sektor pendidikan yang dilakukan para kepala daerah perempuan dalam upayanya meningkatkan akses dan mutu pendidikan dasar dan menengah.

BACA JUGA:Kampanyekan Hidup Asyik Tanpa Sampah Plastik, Bupati Tegal Sebut Tisu Basah dan Popok Bayi

Bupati Tegal Umi Azizah sendiri kemudian ditunjuk menjadi narasumber Seminar Nasional Inovasi Kepemimpinan Perempuan di Sektor Pendidikan yang diselenggarakan secara hibrida dari Kantor Pusat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jakarta Pusat, Selasa 8 Agustus 2023 lalu.

Pendidikan anak usia sekolah yang terputus karena aksesnya yang terbatas menjadi perhatian serius pihaknya. Sehingga Pemkab Tegal perlu mempercepat penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dengan sasaran mengentaskan anak-anak usia 7-15 tahun yang putus sekolah untuk kembali bersekolah melalui pencanangan program Yuh Sekolah Maning di tahun 2018.

“Kami ingin memastikan masyarakat miskin ataupun kelompok marjinal di Kabupaten Tegal mudah mengakses layanan pendidikan. Sebab penyelenggaraan pendidikan yang baik adalah yang memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender,” katanya dalam kesempatan tersebut.

Terkait hal ini, Direktur Jenderal PAUD, Dikdas dan Dikmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Iwan Syahril menuturkan, penyelenggaraan pendidikan merupakan upaya kolaboratif berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah daerah maupun sektor swasta seperti Tanoto Foundation.

Iwan pun menuturkan jika saat ini ada 25 kebijakan episode Merdeka Belajar (MB) yang telah diluncurkan Kemendikbud Ristek. Episode MB ini fokus pada tiga area pokok, yaitu memperluas akses tanpa membedakan gender, meningkatkan mutu dan memperkuat tata kelola. 

BACA JUGA:Indikasi Kemarau Berdampak, Bupati Tegal Singgung Kemunculan Satwa Liar Kera Masuk Permukiman

Selain itu, pihaknya telah mengalokasikan anggaran senilai Rp76 triliun untuk mendukung dana alokasi khusus (DAK) fisik dan non fisik bagi peserta didik yang ada di satuan pendidikan dari semua jenjang mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi.

“Saat ini kita mengalokasikan anggaran senilai Rp76 triliun untuk mendukung DAK fisik dan non fisik bagi peserta didik yang ada di satuan pendidikan dari semua jenjang,” pungkasnya. *** 

Sumber: