Tiga Mitos Orang Jawa tentang Jodoh, Tidak Boleh Menikah dengan Wanita Cantik?

Tiga Mitos Orang Jawa tentang Jodoh,  Tidak Boleh Menikah dengan Wanita Cantik?

Mitos Orang Jawa Tentang Jodoh--

RADAR TEGAL - Seperti yang Anda ketahui bahwa Indonesia kaya akan budaya sehingga tidak heran jika adat istiadat yang dimilikinya pun cukup beragam. Berikut mitos orang jawa tentang jodoh yang masih dipercaya hingga saat ini.

Hampir seluruh raykat Indonesia baik dari suku mana pun, masih memiliki kepercayaan masing-masing apalagi terkait jodoh.

Hal ini karena adat dan kepercayaan merupakan bagian dari warisan leluhur yang perlu dihormati dan dilestarikan. Jadi, tidak dapat dipungkiri bahwa hingga sekarang adat istiadat tersebut memiliki pengaruh besar dalam berbagai aspek kehidupan.

Misalnya saja mengenai pernikahan bagi masyarakay Jawa yang ternyata bukan hanya tentang kemewahan serta kebahagiaan namun juga menyangkut dalam berbagai hal yang musti dipertimbangkan sebelum melangsungkan pernikahan.

Melansir dari rioveskom.web.id berikut penjelasannya.

BACA JUGA: Terungkap, Ternyata Mitos Pantai Selatan Cuma Larangan Biasa: Jangan Terlalu Panik tapi Tetap Waspada

Tiga Mitos Orang Jawa Tentang Jodoh

Mitos orang Jawa tentang jodoh umumnya berkaitan degan penentuan hari, tanggal, weton, dan masih banyak lagi.

Hal tersebut dilakukan supaya pernikahan yang akan berlangsung bisa berjalan dengan lancar dan rumahtangga yang dibina dapat menjadi keluarga yang harmonis serta dijauhkan dari beragam macam kesialan.

1.      Mitos Jawa Tentang Jodoh Anak Pertama

Tahukah Anda bahwak dalam adat Jawa ternyata terdapat sebuah kepercayaan mengenai larangan pernikahan Jilu ( Siji kro telu) dan Lusan (ketelu dan sepisan).

Kepercayaan tersebut mengandung nilai bahwa pernikahan untuk anak nomor satu yang berpasangan dengan anak nomor tiga sebaiknya dihindari.

Sebab, menurut mistosnya pernikah untuk pasangan tersebut bisa mendatangkan beragam masalah ataupun cobaan dalam mengarungi bahtera rumah tangga apabila tetap dilangsungkan.

Hal tersebut didasari adanya pemikiran bahwa perbedaan karakter antara anak pertama dan ketiga ternyata cukup jauh.

Oleh karenya, dikhawatirkan pasangan Jilu tersebut akan lebih mudah terbawa emosi ketika menghadapi sebuah permasalahan dan akan sulit untuk bisa saling memahami.

Dengan begitu, suasa dalam keluarga tersebut pun akan terasa panas dan sering terjadi pertengkaran hingga diangggap seulit apabila pernikahnnya akan langgeng.

BACA JUGA: 5 Mitos Perempuan Jawa Terkait Jodoh dan Anak, Nomer 2 Sering Menjadi Candaan

2.      Mitos Pantangan Orang Jawa Sebelum Menikah

Dalam adat Jawa terdapat mitos mengenai pantangan sebelum menikah. Wejangan seputar mitos-mitos sebelum acara pernikahan berlangsung sepertinya tidak asing lagi, bukan?

Umumnya, mitos yang berhubungan dengan pantangan sebelum emnikah ini bertujuan untuk menjaga calon pengantin.

Misalnya saja. calon mempelai dilarang berkenddara saat mendekati hari pernikahan baik kendaraan roda dua maupun roda empat.

Jadi, jika calon pengantin ingin berpergian maka harus ada orang lain yang mengantarnya.

Hal tersebut dilakuakn untuk menghindari peristiwa yang tidak diinginkan seperti kecelakaan berkendara.

Contoh lainnya yakni calon pengantin tidka diperbolehkan melakukan perjalanan jauh misalnya ke luar kota, negara, ataupun provinsi sejak 15 hari sebelum pernikahan.

Namun, jika sedang terdesak dan tidak bisa ditinggalkan ataupun dibatalkan maka disarankan supaya calon pengantin melakukan ibaddah serta memperbanyak doa sebelum berangkat.

Kemudian, kalupun tetap dilakuakn perjalanan maka ada baiknya menghindari hari na’as calon pengantin yang biasanya dihitung melalui hari kematian orangtua ataupun nenek dan kakek  menurut kalender Jawa.

Adapun pantangan lainnya yakni calon pengantin tidak diperbolehkan saling bertemu mulai dari 15 hari sebelum pernikahan.

Hal ini karena supaya aura calon pengantin perempuan dapat tetap terjaga sehingga kelak suaminya tidak akan mudah bosan.

3.      Mitos Wanita yang Tidak Boleh Dinikahi Menurut Adat Jawa

Tahukan Anda, sebagian masyarakat Jawa masih mempercayai cerita mengenai wanita bahu laweyan. Yang mana wanita tersebut biasanya memiliki fisik yang sempurna, namun dia juga sering kali membawa sial untuk calon suaminya.

Oleh karenya, para biasanya akan diingatkan supaya tidak mudah tergiur dan  tergoda untuk menikahi wanita bahu laweyan.

Sebab, bisa jadi Dia akan tertimpa kesialan hingga terancam berakhir secara mengenaskan.

Beberapa orang juga mengatakan bahawa Bahu Laweyan ini merupakan bentuk ilmu titen yang disebut dengan keturanggan.

Menrut mitos orang Jawa, wanita bahu laweyan ini kehidupannya sering berjalan tidak normal karena mempunyai aura  makhluk halus yang sangat jahat.

Umumnya suasana mistis selalu melingkupinya seperti pendiam, tatapan mata kosong, penyendiri, dan  sering tampak keganjilan lainnya.

Adapun mitos yang beredar yakni bahu laweyan ini kebal akan beragam ilmu hitam seperti teluh dan santet.

Namun sayangnya, siapa saja pria yang akan menjadi suaminya bisa saja meninggal dalam keadaan yang mengenaskan.

Maka siapa pun perempuan yang terpilih untuk menjadi bahu laweyan, secara tidak langsung dalam dirinya akan melekat berbagai sifat buruk ataupun negatif hingga membuatnya berbeda daripada perempuan lainnya. Selain itu, dia juga tidak akan mempunyai keturunan.

Wanita bahu laweyan biasanya dapat dilihat melalui berbagai cirinya, seperti mempunyai tompel, tahi lalat berukuran besar di bahu kirinya.

Terdapat lesung pipit yang terletak di punggungnya, serta mempunyai bahu yang melengkung seperti busur panah.

Namun demikian, ada masanya di mana seluruh efek negatif itu akan hilang dari wanita bahu laweyan, yakni jika dia sudah memakan korban sebanyak tujuh laki-laki, sehingga lelaki kedelapan yang menikahinya tidak akan mati muda dengan kondisi mengenaskan.

Demikian ulasan mengenai Tiga Mitos Orang Jawa Tentang Jodoh. Semoga bermanfaat.***

Sumber: