112 ODGJ Berat Ditemukan di Brebes, BLUD Puskesmas: Tidak Ada yang Dipasung

112 ODGJ Berat Ditemukan di Brebes, BLUD Puskesmas: Tidak Ada yang Dipasung

OBAT - Tim Puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan berkala dan pemberian obat bagi pasien ODGJ berat.-SYAMSUL FALAQ/RADAR TEGAL -

RADAR TEGAL - Sejak Januari hingga Juli 2023, Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Brebes sudah menemukan 112 Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat (ODGJ). 

Jumlah tersebut, terakumulasi di sejumlah titik meliputi Brebes, Kalimati, Krasak, Pemaron, Pasarbatang, Kaligangsa Wetan dan Kaligangsa Kulon. Saat ini, semua ODGJ tersebut sudah ditangani dan menjalani pendampingan BLUD Puskesmas Brebes.

Berdasarkan hasil pemetaan kasus ODGJ, kasus terbanyak di Kabupaten Brebes tersebar di dua titik. Yakni, Kelurahan Brebes dan Pasarbatang dengan kategori ODGJ berat dan butuh penanganan mendesak. 

Bahkan, dengan persentase mencapai 87 persen kunjungan secara berkala dilakukan. Tujuannya, mengoptimalkan pendampingan  dan pengobatan tuntas dan berkelanjutan.

BACA JUGA:Total ODGJ Brebes 3.235, 1.613 Masih Berobat dan 40 Orang Terpasung

Terkait hal ini, Kepala BLUD Puskesmas Brebes dr Heru Padmonobo mengungkapkan, berdasarkan target pemetaan ODGJ berat di wilayah puskesmas binaan Brebes sebanyak 206 orang. 

Namun, hingga tujuh bulan pertama baru menemukan 112 pasien. Sehingga, dengan sisa enam bulan semester kedua ini pemetaan terus dikebut.

"Dari total 112 pasien ODGJ kategori berat, semuanya sudah ditangani dan pendampingan. Bahkan, semuanya tidak ada yang dipasung," jelasnya saat dikonfirmasi Radar Tegal, Rabu, 10 Agustus 2023.

Pendampingan dan pengobatan tersebut termasuk untuk rekomendasi rujukan dan pendampingan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. 

"Fokusnya, mendeteksi semua pemetaan penyakit tidak menular, ODGJ, HIV/ AIDS hingga lansia," ujarnya.

Heru Padmonobo menuturkan, selain terus berkoordinasi terkait kasus ODGJ, PTM dan pendampingan lansia. Pihaknya mengaku, menggencarkan edukasi Pemberantasan Sarang Nyamuk sebagai upaya pencegahan DB. 

Sebab, temuan kasus DB dan potensi fatalitas pasien meninggal dunia sangat tinggi. Sehingga, butuh kolaborasi dan komunikasi intensif dengan semua stakeholder terkait. Khususnya, menggugah kesadaran masyarakat menerapkan Pola Hidup Bersih dan sehat. ***

Sumber: