Kopi Arabika Lembut Bakir Luwijawa, Kuliner Khas Tegal yang Penting Dicoba dengan Citarasa Berbeda

Kopi Arabika Lembut Bakir Luwijawa, Kuliner Khas Tegal yang  Penting Dicoba dengan Citarasa Berbeda

Kopi luwijawa Tegal-Info Tegal.com-

RADARTEGAL.DISWAY.ID--Berkunjung ke Tegal  kurang lengkap  jika tidak  menikmati kopi arabika Lembut Bakir adalah salah satu kuliner khas  Desa Luwijaya Kabupaten Tegal,Cita rasa yang berbeda dari  jenis kopi pada umumnya  membuat kopi asal Luwijaya cocok sebagai oleh-oleh  keluarga

Berasal dari Lampung

Sebelum mengenal kopi arabika Lembut Bakir ada baiknya memahami  asal   mulanya dan perlu ketahui bahwa  kopi itu berasal dariLampung. Wastar, warga  Tegal  merantau ke  Lampung selama 20 tahun kemudian pulang kampung membawa bibit kopi.

Jumlah bibit kopi  yang dibawa Wastar cukup banyak sekitar 1300 tanaman kopi dibudidayakan tahun 2000. Proses budidaya kopi alami tidak heran citarasa pun  khas dan berbeda dari jenis kopi lainnya

Kopi Arabika Lembut Bakir Bentuk Bubuk

Budidaya  tanaman kopi Luwijaya yang bibit berasal dari  Lampung pada perkembangannya mengalami  kemajuan. Terlihat saat panen perdana menjualproduk berupa bubuk dengan kemasan kertas merk Luwijaya.

Pemasaran pun juga terbatas hanya sekitar Jatinegara  dan belum luas. Kemasan kopi bentuk kertas bermerk Luwijaya dengan alasan agar  lebih kenal luas.Kopi yang berhasil  dibudidayakan di wilayah Desa  Luwijawa  memiliki  cita rasa khas kemudian icon kuliner khas  Tegal. 

Cafe Kopi Arabika Lembut Bakir

Sesudah sukses budidaya   dan membuat produk bubuk kopi memakai  merk Luwijaya. Ia kemudian terus  melakukan inovasi membuat kedai  kopi untuk memperluas penjualan kopi letaknya  di samping rumah dengan nama Cafe Lembut  Bakir

Hal menarik   dari kedai Kopi Arabika Lembut Bakir adalah lokasinya bersebelahan dengan kandang kambing. Bukan berarti tidak mau mencari tempat  layak dan strategis melainkan  memang disengaja dengan alasan dekat rumah.

Ide menciptakan kandang kambing sebagai lokasi berjualan kopi atau kedai  kopi  setelah  ada Festival Luwijawa. Entah inspirasi dari mana tiba-tiba, Ia mempunyai keinginan  menyulap kandang kambing menjadi kedai kopi.

Meski, lokasi  kedai kopi dekat   area kandang  kambing tidak terasa ada bau menyengat kotoran kambing. Keputusan menjadikan kandang kambing sebagai tempat usaha  kedai kopi tampaknya berhasil menarik perhatian pelanggan.

Pelanggan kopi terus  berdatangan dari Tegal dan sekitarnya hingga sekarang kedai  kopi  tetap buka yang  ditemani sama isterinya  merosting kopi.

Kopi yang  dijual di  kedai  kopi rasanya manis,  nikmat harga satu  cangkir Rp 5000 kemudian lokasi warung kopi Pak Wastar dan  Ibu  Tumini asyik untuk buat nongkrong

Jika, sedang berkunjung ke Tegal tidak  salahnya mampir dan singgah sejenak sekedar melepas lelah dan  istirahat sejenak.  Menikmati secangkir kopi Lembut Bakir di kedai Kopi milik Pak Wastar yang lokasinya  100 meter sebelah  kiri  gapura Desa Luwijawa.

Nantti akan menjumpai sebuah kedai kopi  sederhana  milik Pak Wastar. Bukan  hanya   sajian secangkir kopi  panas khas  Luwijaya  tetapi juga menyediakan sate kambing yang pasti rasanya enak  dan enak

Sajian  kopi Luwijaya  memang istimewa tidak selalu   menyajikan  dalam bentuk dengan kemasan  bubuk saja.  Jika kalau hanya  bubuk harga  per kilo gram Rp 80.000 yang biasanya dipasarkan ke    daerah Pemalang, Brebes dan Purwokerto

Durian Luwijaya

Kuliner khas  Luwijaya bukan hanya kopi kemudian juga durian Luwijawa yang bibit dibawa langsung  oleh  Pak Wastar. Rasa durian ini berbeda dari jenis lainnya,bahkan dinas  provinsi berupaya mengembangkan jenis durian Luwijawa tidak hanya  satu melainkan banyak atau beberapa

Itulah mengapa kemudian pihak Dinas pertanian Provinsi terus mempelajari agar  variatas  pohon durian Luwijawa terus bertambah banyak.  Itulah tadi ulasan singkat mengenai kopi arabika  Lembut Bakir Luwijawa Tegal   yang dikembangkan oleh Wastar dan bibitnya  dari Lampung. yang kini telah menjadi kuliner khas  Luwijawa Tegal.*

 

.

 

Sumber: