Merinding! Mitos Gunung Lawu, Sumpah Brawijaya V Hingga Pasar Setan

Merinding! Mitos Gunung Lawu, Sumpah Brawijaya V Hingga Pasar Setan

Merinding! Mitos Gunung Lawu, Sumpah Brawijaya V Hingga Pasar Setan-Tangkapan Layar pagaralampos.disway.id-

RADAR TEGAL - Siapa yang tidak kenal Gunung lawu, salah satu pegunungan yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gunung Lawu memiliki ketinggian mencapai kurang lebih 3.265 mdpl dengan letak pastinya diantara tiga kabupaten yakni Karanganyar di Jawa Tengah, Magetan dan Ngawi di Jawa Timur. 

Gunung Lawu menjadi salah satu gunung terdingin di Jawa setelah Gunung Semeru dan Gunung Slamet yang merupakan titik terdingin di Pulau Jawa. Sebagai salah satu gunung tertua di Jawa, Gunung Lawu memiliki tiga puncak yang biasa disebut Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan puncak yang tertinggi Hargo Dumilah.

Sejarah Awal Gunung Lawu dan Keruntuhan Majapahit

Dalam cerita babat Lawu, gunung ini dipercaya sebagai gunung tertua di Pulau Jawa. Selain itu, Gunung Lawu juga dipercaya sebagai tempat peristirahatan Raja Majapahit Dyah Ranawijaya atau lebih akrab dikenal dengan sebutan Raja Brawijaya V.

Dyah Ranawijaya melakukan moksa sebagai pencapaian terakhirnya sebagai umat Buddha. Tidak hanya alasan itu saja, ia juga melakukan moksa karena terusik dengan perbuatan anak-anaknya yang memilih mendirikan kerajaan baru dan memeluk agama yang berbeda dengannya. 

Hal itulah yang juga menjadi sebab ia merasa bahwa kejayaan Majapahit sudah memudar. Akhirnya pada suatu malam, Raja Brawijaya V diam-diam meninggalkan keraton bersama abdi sekaligus penasehat setianya yang bernama Sabdo Palon.

Mereka berniat naik ke puncak Gunung Lawu, tetapi sebelum sampai ke puncak mereka bertemu dua orang yakni Dipa Menggala dan Wangsa Manggala. Keduanya ikut serta  hingga tiba waktunya sang Raja melakukan moksa di Hargo Dalem dan Sabdo Palon moksa di Hargo Dumiling.

Sebelumnya, Brawijaya V memberikan titah kepada para abdinya “Wahai para abdiku yang setia, sudah saatnya aku harus mundur. Aku harus moksa dan meninggalkan dunia yang ramai ini, Dipa Menggala karena kesetiaanmu kuangkat kau menjadi penguasa Gunung Lawu dan membawahi semua makhluk gaib dengan gelar Sunan Gunung Lawu”

Selain Dipa Menggala, Raja Brawijaya V juga memberikan titah kepada Wangsa Manggala “…dan kepada Wangsa Manggala, kau kuangkat sebagai patihnya dengan gelar Kyai Jalan”. 

BACA JUGA: Merinding! Ini 4 Mitos Gunung Arjuno, Salah Satunya Bisa Membuat Lupa Diri

Namun ada versi cerita lain yang mengatakan bahwa sebenarnya Raja Brawijaya V pergi ke punca Gunung Lawu karena dikejar oleh Adipati Cepu yang berasal dari Kesultanan Demak yang kepemimpinannya dipegang oleh menantunya sendiri, Raden Fatah.

Raja Brawijaya menolak untuk mengikuti ajaran menantunya dan masuk memeluk agama islam sehingga peperangan terjadi dan tidak terhindarkan. Dalam veris ini dikatakan bahwa Raja Brawijaya V bersembunyi di Gunung Lawu bersama dua abdi setianya Dipa Menggala dan Wangsa Manggala. 

Hingga akhirnya sang raja bersumpah, ia mengatakan “Jika ada orang-orang dari Cepu atau keturunan langsung Adipati Cepu naik ke Gunung Lawu bahkan nasibnya akan celaka dan mati di Gunung Lawu”. Setelah itu, Gunung Lawu menjadi saksi bisu keruntuhan kerajaan Majapahit.

Makhluk Gaib dan Mitos Gunung Lawu

Sumber: https://youtu.be/tjqbu2unr6k