Asal Mula Dibuatnya Patung Bayi Raksasa di Sakah Gianyar, Salah Satunya karena Bisikan Gaib
Asal mula dibuatnya patung bayi raksasa di Sakah Gianyar-Tangkapan layar YouTube/History Endy-
Mendapat pawisik membuat patung berwujud bayi
Sejarah dibuatnya patung berbentuk bayi di Sakah Gianyar ini juga bermula karena mendapatkan pawisik atau istilah gaib.
Dulu, salah satu tokoh di Gianyar bernama Ida Bagus Putra, kerabat dari Ida Pedanda Buda Sukawati (Pendeta Hindu dari Griya Buda Taman Sukawati), sedang memancing di Pantai Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.
BACA JUGA : Kuburan Seorang Nenek Sakti di Klungkung Bali Jadi Tempat Memohon Pengobatan, Begini Sejarahnya
Saat itu, ia memancing bertepatan dengan hari Purnama Sasih Katiga (bulan ketiga) tahun 1985.
Saat sedang rebahan di pinggir pantai, tiba-tiba muncul sosok patung berbentuk Brahma Lelare (patung bayi) yang wujudnya seperti saat ini.
Ida Bagus Aji Mangku kemudian merepresentasikan konsep patung tersebut ke hadapan Gubernur Bali kala itu, yaitu Ida Bagus Oka dan kepada Bupati Gianyar. Akhirnya usulan tentang bentuk patung bayi tersebut disetujui oleh semua pihak.
Makna Patung Brahma Lelare
Awal mula dibuatnya patung bayi di Sakah Gianyar ini pada tahun 1990, tepat di simpang jalan pertigaan Gianyar.
Patung Brahma Lelare adalah perwujudan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan) sebagai bayi yang melambangkan siklus kehidupan seorang manusia.
Patung ini juga merupakan lambang penyatuan Siwa Buddha. Maka dari itu, patung yang sering disebut sebagai Patung Bayi Sakah ini mengandung aura sakral.
Selain menjadi patung sebagai karya seni, kisah pembangunan patung bayi raksasa di Sakah Gianyar ini juga tidak terlepas dari hal mistis. Contohnya, tidak sedikit masyarakat setempat mendatangi tempat ini untuk memohon keturunan.
Wajar, sebab patung bayi ini tidak hanya dibangun untuk karya seni, namun juga memiliki nilai sakral karena telah muncul melalui bisikan gaib sebelumnya. Terlebih lagi, patung ini dibuat di area yang juga sakral.
Maka tidak heran jika melintasi patung bayi ini, masyarakat akan menemukan banyak sesajen yang dihaturkan di patung bayi raksasa tersebut.
Sebagai tempat suci, Patung Brahma Lelare ini juga memiliki hari piodalan atau hari peringatan suci setiap 10 hari setelah Kuningan. Tepatnya pada Selasa, Anggara Kliwon, wuku Medangsia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: