Asal Mula Dibuatnya Patung Bayi Raksasa di Sakah Gianyar, Salah Satunya karena Bisikan Gaib

Asal Mula Dibuatnya Patung Bayi Raksasa di Sakah Gianyar, Salah Satunya karena Bisikan Gaib

Asal mula dibuatnya patung bayi raksasa di Sakah Gianyar-Tangkapan layar YouTube/History Endy-

RADAR TEGAL – Kisah awal atau asal mula dibuatnya patung bayi raksasa di Sakah, Gianyar, Bali ini ada beragam cerita. Mulai berawal dari program kerja Bupati Gianyar kala itu, hingga karena mendapatkan bisikan gaib agar dibuatkan patung berbentuk bayi.

Kali ini radartegal.disway.id akan membagikan asal mula dibuatnya patung bayi raksasa di Sakah Gianyar ini. Selain itu, artikel ini juga akan memberikan informasi seputar kisah mistis tentang patung berbentuk bayi yang ada persimpangan jalan utama Gianyar ini.

Menghimpun dari berbagai sumber, berikut asal mula dibuatnya patung bayi raksasa di Sakah Gianyar. Selain menjadi salah satu ikon seni Gianyar, patung ini juga menjadi tempat masyarakat setempat memohon keturunan. 

Asal mula dibuatnya patung bayi raksasa di Sakah Gianyar dari program kerja Bupati

Beberapa waktu lalu, tepatnya kala Bupati Gianyar, Tjokorda Raka Dherana memimpin sejak 1983-1993, ia membuat program kerja untuk membangun patung di tiap persimpangan jalan utama di Kabupaten Gianyar.

Ia melakukan hal tersebut untuk memperlihatkan kepada masyarakat luas soal ciri khas Kabupaten Gianyar sebagai kota seni dan budaya.

BACA JUGA : Berawal dari Kecelakaan Seorang Siswi SMK, Jalan Raya Campuhan Bali Dipenuhi Hal-hal Mistis

Ia kemudian mengundang para tokoh di Gianyar untuk membicarakan program kerjanya tersebut. Alhasil, mereka mengusulkan agar membangun patung pahlawan hingga tokoh dari cerita pewayangan.

Tokoh Desa Mas meminta konsep patung yang berbeda

Asal mula dibuatnya patung bayi raksasa di Sakah Gianyar ini awalnya tidak masuk dalam konsep yang telah mereka rundingkan kala itu.

Dalam pertemuan tersebut, seorang tokoh Desa Mas bernama Ida Bagus Aji Mangku Ambara meminta agar konsep patung yang berbeda.

Ia berpendapat bahwa pertigaan Sakah memiliki nilai sakral atau dalam Bahasa Bali disebut dengan istilah tenget.

Daerah tersebut ada banjar bernama Blahtanah, yang berarti tanah yang terbelah. Sementara, nama Sakah sendiri berasal dari kata saka dan ah, yang berarti lingam atau lingga yoni. 

Kemudian, di sebelah baratnya ada pertigaan yang terdapat Pura Hyang Tiba. Maka dari itu, jalanan utama di Kabupaten Gianyar tersebut dikatakan sakral atau tenget.

Sumber: