Berawal dari Kecelakaan Seorang Siswi SMK, Jalan Raya Campuhan Bali Dipenuhi Hal-hal Mistis

Berawal dari Kecelakaan Seorang Siswi SMK, Jalan Raya Campuhan Bali Dipenuhi Hal-hal Mistis

Kisah mistis Jalan Raya Campuhan Bali-Tangkapan layar YouTube/Semeton singaraja-

RADAR TEGAL – Ada sebuah kisah mistis yang beredar di Jalan Raya Campuhan, tepatnya di Ubud, Bali. Konon, cerita seram ini berawal dari sebuah tragedi yang dialami salah seorang siswi di daerah tersebut.

Bali memang kental dengan hal mistis dan budayanya, termasuk dengan kisah mistis di Jalan Raya Tjampuhan atau Campuhan Bali ini. Tidak sedikit juga orang mempercayai tentang kebenaran cerita yang terjadi di jalan besar satu ini.

Melansir dari kanal YouTube Uli channel pada Sabtu, 29 Juli 2023, berikut kisah mistis Jalan Raya Campuhan Bali yang melekat di masyarakat. Hati-hati jika melintasi jalanan ini!

Awal mula kisah mistis Jalan Raya Campuhan Bali berawal dari kecelakaan

Kisah mistis Jalan Raya Campuhan ini bermula dari seorang siswi SMK yang mengalami kecelakaan di jalan tersebut.

Siswi tersebut kata itu berangkat sekolah dengan sepeda motor. Namun, ada seseorang yang tiba-tiba membuka pintu mobil dan mengenai motor siswi tersebut.

BACA JUGA : Kuburan Seorang Nenek Sakti di Klungkung Bali Jadi Tempat Memohon Pengobatan, Begini Sejarahnya

Alhasil, siswi tersebut terpental dan jatuh, kemudian tertabrak oleh kendaraan lain yang melintas. Saat itulah tubuh siswi tersebut sudah tidak bergerak lagi dan sempat dilarikan ke rumah sakit, namun sayangnya nyawanya tidak tertolong.

Penampakan arwah perempuan

Sejak kecelakaan siswi SMK itulah yang membuat suasana Jalan Raya Campuhan ini terasa mistis.

Masyarakat Bali memiliki kepercayaan, bahwa jika ada yang meninggal, namun belum di upacarai secara agama atau ngaben (proses kremasi umat Hindu), maka arwah orang yang bersangkutan tidak tenang.

Selain itu, kepercayaan lainnya yaitu jika ada orang yang meninggal dengan cara tidak wajar seperti siswi tersebut dan belum di upacarai sebagaimana mestinya, maka diyakini arwahnya tetap tinggal di tempat terakhir ia meninggal.

Beberapa hari setelah kecelakaan tersebut terjadi, digelarlah oleh masyarakat sekitar untuk upacara Ngiring Betara (sejenis upacara agama Hindu menuju tempat suci) yang ada di salah satu Pura.

BACA JUGA : Jadi Tempat Pesugihan? Begini Sejarah Sumur Kembar Jaman Jajahan Belanda di Jembrana Bali

Sumber: