Asal-usul dan Kisah Mistis Telaga Ranjeng di Brebes, Ikan-ikannya Bisa Berubah Sendirinya?

RADAR TEGAL – Telaga Ranjeng di Brebes menyimpan kisah mistis dan asal-usul menarik yang banyak masyarakat setempat percayai. Telaga ini juga sudah masuk sejak lama sebagai kawasan cagar alam di Brebes.

Asal-usul dan kisah mistis Telaga Ranjeng di Brebes ini seolah menjadi daya tarik masyarakat untuk berkunjung. Sesuai namanya, telaga atau kolam ini juga memiliki banyak ikan di dalamnya. Bahkan, konon ada yang menyebutkan kolam ini dihuni oleh ribuan lele.

Melansir dari kanal YouTube Gilar Tv pada Minggu, 30 Juli 2023, berikut ini pembahasan asal muasal dan kisah mistis Telaga Ranjeng di Brebes. Ada yang percaya jika mengambil lele di kolam ini bisa mendapatkan musibah!

Asal-usul

Asal muasal dari nama Telaga Ranjeng ini atau disebut juga Telaga Renjeng masih menjadi misteri, namun diketahui pembangunannya sudah ada sejak 1924 silam tepat di kaki Gunung Slamet.

Telaga Ranjeng merupakan cagar alam yang menjadi objek wisata air potensial yang ada di Kabupaten Brebes, tepatnya berada di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan.

Lokasi telaga memiliki luas hingga 48,5 hektare dengan dikelilingi hutan damar dan pinus disekitarnya.

BACA JUGA : Mitos Kali Pemali Brebes, Menguak Istana Lelembut Konon Dihuni Ular Berkepala Kerbau dan Buaya Putih

Sayangnya, objek wisata yang dikelola oleh Perhutani Pekalongan ini kurang terawat, sehingga tidak mengalami perkembangan.

Alih-alih menjadi objek wisata, Telaga Ranjeng dipercaya merupakan tempat lele keramat. Tidak hanya itu, telaga ini juga dipercaya berkaitan dengan sosok Mbah Ranjeng, pemilik istana gaib di tengah telaga.

Ada juga kabar yang beredar bahwa dulunya telaga ini memiliki air yang jernih dan memiliki kedalaman tidak terhingga, serta merupakan tempat pemandian para tokoh ternama di kerajaan Jawa.

Mitos yang beredar di masyarakat

Adapun mitos maupun kisah mistis soal Telaga Ranjeng di Brebes ini, yang disangkut pautkan dengan tempat memohon berkah.

Banyak masyarakat yang datang ke telaga untuk membawa sejumlah sajian, seperti kemenyan dan kembang 7 rupa. 

Sumber: