Harga Jembatan Darurat yang Ambruk Rp2,5 Miliar, DPUR: Seharusnya Diambil

Harga Jembatan Darurat yang Ambruk Rp2,5 Miliar, DPUR: Seharusnya Diambil

CEK LOKASI - Kabid Jalan dan Jembatan DPUPR Kabupaten Tegal Moh Nuh bersama sejumlah Anggota Polres Tegal saat mengecek lokasi jembatan ambruk di Desa Kupu, Senin 24 Juli 2023.-YERI NOVELI/RADAR SLAWI-

RADAR TEGAL - Kabar ambruknya jembatan darurat atau bailey di Sungai Kemiri Desa Kupu, Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal ambruk, Minggu 23 Juli 2023 malam mengagetkan banyak orang. Belakangan terungkap jika harga jembatan darurat yang ambruk mencapai Rp2,5 miliar.

Kabid Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Tegal Mohammad Nuh mengaku mendapat kabar mengenai peristiwa jembatan ambruk pada Minggu 23 Juli 2023 sekitar pukul 19.30 WIB.

Saat mendapat laporan itu, pihaknya langsung meluncur ke lokasi dan melakukan pengecekan secara menyeluruh. 

Mengenai estimasi harga jembatan yang ambruk, Nuh memperkirakan Rp2,5 miliar. 

"Kebetulan jembatan yang lama memang masih dalam proses pengerjaan karena dapat anggaran di tahun ini. Nah seharusnya, setelah jembatan yang baru selesai pengerjaan, maka jembatan darurat ini akan diambil atau dipindahkan lagi. Jadi memang bongkar pasang," tukasnya. 

BACA JUGA:Jembatan Desa Kupu di Tegal Ambruk, Alat Berat Beko Terjebak di Bagian Tengahnya

Jembatan itu ambruk setelah dilewati alat berat backhoe atau beko sebanyak dua kali. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Hingga Senin 24 Juli 2023 pagi, kondisi beko masih berada di lokasi jembatan ambruk tepatnya berada di posisi tengah. 

Garis polisi juga sudah terpasang di area jembatan yang memiliki panjang 27 meter dan lebar 5 meter. 

Kepala Desa Kupu Miftah menuturkan, jembatan darurat tersebut dipasang sejak tahun 2020 pasca jembatan lama ambruk karena bencana banjir. 

Jembatan itu menghubungkan ke beberapa desa tetangga. Di antaranya, Desa Gumalar, Ketanggungan hingga Desa Jatibarang Kabupaten Brebes.

Saat ini, warga terpaksa harus memutar arah saat hendak menuju ke desa-desa tersebut. 

"Terutama yang hendak menuju ke Desa Sidakaton, Ketanggungan, dan sekitarnya. Ya kalau memutar lumayan jauh sekitar 2 kilometer. Semoga jembatan ini secepatnya diperbaiki," ujarnya.

Operator backhoe Heri mengaku nekat melintas di jembatan darurat karena dari sisi jarak menuju lokasi pengerjaan jembatan utama jauh lebih dekat dari pada harus memutar arah.

Sumber: