Kearifan Budaya Lokal Desa Kemiri Temanggung, Semua Warga Pakai Baju Muslim Hadiri Acara Maulud Nabi SAW

Kearifan Budaya Lokal Desa Kemiri Temanggung,  Semua Warga Pakai Baju  Muslim Hadiri Acara Maulud Nabi SAW

Nyadran desa kemiri temanggung-facebook.com-

RADARTEGAL.DISWAY.ID-Desa Kemiri terletak desa di Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa  Tengah yang terdiri  dari 9  RW 22 RT pada ketinggian 700 mdpl. Penduduk Kemiri  400 orang beragama Budha kemudian sisanya 300 jiwa Islam, Kristen   Kristen Jawa dan begitulah kearifan budaya lokal Desa Kemiri Kaloran Temanggung.

Walaupun  perbedaan keyakinan mereka tetap menjunjung  toleransi  hidup damai. Hal menarik  dari fakta unik  Desa Kemiri Kaloran Temanggung  adalah  pluralitas  agama tinggi  terlihat jarak tempat ibadah saling berdekatan.

  Bahkan ada satu keluarga tinggal satu atap rumah berbeda agama, tetapi mereka hidup  rukun tanpa  ada konflik  berarti tetapi kerukunan terjaga. Keyakinan bagi mereka urusan pribadi dan bukan menjadi wewenang memaksakan suatu  keyakinan kepada orang lain

Kisah cerita menarik kemudian hal  biasa  terjadi  di  dalam masyarakat Kemiri, ketika seorang anak beragama Budha. Ia mengantarkan ibunya beragama Islama acara pengajian ke desa  sebelah dan kebiasaan ini bukan aneh lagi sudah biasa bagi  warga Kemiri.

Tradisi Nyadran Lintas  Agama

Fakta unik  Desa Kemiri Kaloran Temanggung  yakni tradisi nyadran lintas agama yang digelar setiap jelang ramadhan. Tradisi nyadran diikuti semua warga dengan latar  belakang keyakinan  berbeda dari  Islam, Budha dan Kristen.

Desa Kemiri sejak dahulu  memiliki pluralitas yang tinggi tetap harmonis meski beda  agama.  Lokasi tempat beribadah saling berdekatan bahkan satu keluarga beda agama dengan tradisi nyadran lintas agama makin erat  lagi rasa kekeluargaan

Budaya lokal  Maulud Nabi SAW

Budaya lokal  menarik lainnya di  Desa Kemiri Temanggung ketika acara maulud Nabi SAW  semua warga datang ke rumah  kepala  kadus. Namun, menariknya   warga yang  berkumpul tersebut berpakaian Muslim.  

Tanpa membedakan mana beragama Kristen atau Budha seluruh  warga  beramah tamah  dengan sajian jamuan ketan.  Kemudian  kolak pisang dan jenang  kandil   baru siangnya semua warga kembali berpakaian muslim menghadiri acara inti pengajian maulud   di masjid.                                                                                  Budaya lokal Perayaan Hari-hari Besar Agama

Selain maulud Nabi SAW ada juga budaya lokal perayaan hari-hari Besar Agama yang pluralitas agama  tinggi dan harmonis. Ketika umat Islam merayakan  hari raya  Idulfitri warga  beragama  Budha maupun Kristen ikut silaturahmi atau Ujung

Saat warga beragama Budha Kristen bersilaturahmi di hari lebaran  ke rumah warga beragama  Islam. Mereka memakai pakaian Muslim  dengan jilbab bagi muslimah             dan baju koko, peci untuk laki-laki.         

Walaupun mereka bukan beragama  Islam  mereka  rela berpakaian Muslim dan saling  memaafkan. Tidak  lain untuk menghargai  dan  berpakaian muslimah kemudian  hari Waisak seluruh wilayah kampung

 Gang-gang sempit  dihiasi umbul-umbul dan bendera warna-warni begitu meriah apalagi seusai  acara kebaktian di vihara digela pentas seni kuda lumping, soreng,  tayup dan ketoprak.Gotong royong  dan hidup bersama menyulam kebersamaan walaupun berbeda  keyakinan dengan penuh toleransi.

 Keyakinan yang berbeda tidak membuat  mereka berbeda  sikap kemudian  terpecah-pecah.  Hidup rukun  dan  saling menghargai terlihat pembangun tempat  ibadah yang dilakukan bersama-sama,

Masih  beberapa lagi ragam budaya lokal yang ada di Desa Kemiri, Kecamatan Getas salah  satunya  tradisi 1 suro lintas agama. Digelar  sebuah kuill Budha terletak bukit Watu Payung yang puncak acaranya berbagi air suci dilakukan rebutan.

Konon air suci tersebut  dapat awet muda kemudian terhindar dari marabahaya. Demikian  tadi ulasan kearifan budaya lokal Desa Kemiri Kaloran Temanggung yang beragam dari budaya lokal  nyadran sampai tradisi 1 Suro di Bukit Watu Payung.*

 

 

 

Sumber: