Suku Osing dengan Berbagai Kesenian dan Tradisi Uniknya, Ada yang Mirip Kesenian di Bali!
Suku Osing, Banyuwangi-tourbanyuwangi-
Saat menyambut bulan Dzulhijjah, suku ini menggelar tumpeng sewu. Tradisi ini merupakan tradisi makan besar yang warga suku ini percaya dapat menjauhkan dari musibah atau malapetaka.
Beragam makanan dihidangkan dalam tradisi ini, dan yang paling tak boleh ketinggalan adalah pecel pithik. Makanan ini adalah ayam panggang yang diberi parutan kelapa dan bumbu khas suku ini.
Berdasarkan kepercayaan mereka, suku ini percaya jika upacara tumpeng tidak dilakukan, nanti musibah akan melanda mereka.
Tradisi Mepe Kasur
Selain mengadakan Tumpeng Sewu, suku ini juga melalukan tradisi adat mepe kasur. Mepe kasur berarti jemur kasur.
Tradisi ini mereka lalukan bersamaan dengan acara selamatan desa.
Tradisi Puputan
Ada lagi nih, tradisi yang dilakukan Suku Osing, yaitu tradisi puputan. Tradisi ini juga dilakukan oleh masyarakat Bali.
Tradisi Puputan berarti perang terakhir hingga darah penghabisan sebagai usaha terakhir untuk mempertahankan diri terhadap serangan musuh.
Sebelumnya, tradisi ini pernah menyulut peperangan besar yang disebut puputan bayu.
Kesenian angklung paglak
Tidak hanya tradisinya saja yang menarik perhatian. Suku ini juga punya kesenian tradisonalnya yang tak kalah menarik.
Suku ini mempunyai kesenian angklung paglak. Kesenian ini dimainkan warga Suku Osing sewaktu panen. Di dalamnya mengandung nilai-nilai seperti gotong-royong atau kerja sama saling bahu membahu antar warga suku.
Selain sebagai media hiburan, kesenian ini juga memiliki fungsi sebagai wujud syukur kepada Dewi Sri yang mereka percaya membuat panen padi mereka sukses.
BACA JUGA:Mengerikan! Suku Kajang Punya Ilmu Hitam yang Bisa Menghilangkan Nyawa Orang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: youtube lingkaran hitam