Anggaran Penanganan Stunting Rp64,6 Miliar, Bupati Tegal: Angka Prevalensi Terus Berkurang

Anggaran Penanganan Stunting Rp64,6 Miliar, Bupati Tegal: Angka Prevalensi Terus Berkurang

STUNTING- Bupati Tegal Umi Azizah saat menyampaikan upaya penanganan stunting di wilayahnya pada sesi Dialog Terbuka Temu Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting yang diselenggarakan di Hotel Wyndham Opi Palembang, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera S-Istimewa-

RADARTEGAL.DISWAY.ID - Anggaran penanganan stunting di Kabupaten Tegal mencapai Rp64,6 miliar di tahun 2023 ini. Hal ini sejalan dengan instruksi Presiden RI yang menargetkan penurunan stunting nasional di angka 14 persen tahun 2024.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal berupaya maksimal meraihnya lewat berbagai cara, daya dan upaya. Termasuk mengalokasikan anggaran yang mendukung pencegahan dan penanganan stunting senilai total puluhan miliar untuk intervensi gizi spesifik dan sensitif tahun ini.

“Angka prevalensi stunting kami berdasarkan SSGI (studi status gizi Indonesia) terus berkurang dari 30,6 persen di tahun 2018 menjadi 25,14 persen di tahun 2019 atau masih di bawah rata-rata provinsi dan nasional,” ungkap Bupati Tegal Umi Azizah saat didaulat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjadi narasumber acara Dialog Terbuka Temu Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting yang diselenggarakan di Hotel Wyndham Opi Palembang, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, Senin, 3 Juli 2023 lalu.

Jika berdasarkan e-PPGBM, angka stunting Kabupaten Tegal tahun 2022 sebesar 17,6 persen atau ada selisih 4,7 persen poin dari hasil SSGI yang ada di angka 22,3 persen. Data e-PPGBM inilah yang dijadikan dasar analisis situasi pada proses perencanaan teknokratik untuk mendukung cakupan data 29 indikator esensial berbasis desa.

BACA JUGA:Intervensi Angka Stunting di Kota Tegal, Ikatan Alumni Magister Ilmu Hukum Lakukan Ini

Umi menguraikan, alokasi anggaran yang mendukung intervensi gizi spesifik tahun 2023 ini mencapai Rp28,8 miliar. Di antaranya pelayanan gizi masyarakat Rp18,4 miliar, pelayanan kesehatan ibu hamil dan melahirkan Rp5,8 miliar dan pelayanan kesehatan bayi dan balita Rp4,4 miliar.

Anggaran lain yang dinilainya mendukung intervensi gizi spesifik ini adalah pengalokasian dana bantuan iur BPJS kesehatan sebesar Rp33,6 miliar tahun 2023 ini untuk meng-cover 66.796 orang warga miskin atau masyarakat berpenghasilan rendah. Anggaran ini naik 8,4 persen dari tahun sebelumnya.

Sedangkan pada intervensi gizi sensitif pihaknya mengalokasikan Rp35,8 miliar seperti untuk bimbingan keluarga, program KB, dan operasional tim pendamping keluarga Rp16,2 miliar. Penyediaan air minum Rp2 miliar, sanitasi atau jamban keluarga Rp1,6 miliar, parenting dan PAUD Holistik Integratif Rp4,9 miliar.

Lalu ada peningkatan kapasitas kader pembangunan manusia (KPM), penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat TMMD Rp234 juta, kampanye Gemarikan Rp44 juta, dan pemberian makanan tambahan dan operasional KPM Rp10,3 miliar yang ini didistribusikan lewat Dana Desa.

BACA JUGA:Di Kabupaten Tegal, Kades Berperan Penting Turunkan Angka Stunting

Dari berbagai upaya tersebut, sejauh ini Pemkab Tegal mampu menekan angka prevalensi stunting tahun 2022 berdasarkan SSGI yang berkurang 5,7 persen poin. Peran sektor swasta seperti Tanoto Foundation juga dinilainya penting dalam memformulasikan program pemberdayaan masyarakat lewat pendirian Rumah Anak Sigap.

Kegiatan dialog ini merupakan bagian dari rangkaian acara pembukaan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 yang mengangkat tema Menuju 14 Persen di Tahun 2024: Penguatan Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran di Daerah.

Menurut Umi, penanganan stunting merupakan bagian dari upaya besar bangsa Indonesia membangun generasi sehat, cerdas dan kuat guna mendukung terwujudnya Indonesia Emas dan Indonesia Maju yang berdaya saing, baik secara ekonomi maupun produktivitasnya di pasar kerja global. ***

Sumber: