Sakral dan Uniknya Tradisi Malam 1 Suro, dari Bubur Khusus sampai Larung Kepala Kerbau di Puncak Gunung
--
TEGAL, radartegal.disway.id - Banyak tradisi unik di berbagai daerah, yang dilakukan setiap malam 1 Suro atau 1 Muharram. Saking banyaknya, terdapat keunikan tersendiri dari tradisi malam 1 Suro di sejumlah daerah tersebut.
Meski begitu, mayoritas tradisi malam 1 Suro tersebut yang para warga lakukan setiap tahunnya adalah kegiatan sakral. Bahkan ada juga yang mengait-ngaitkannya dengan hal-hal yang mistis.
Tetapi tidak sedikit pula yang mengisinya dengan kegiatan-kegiatan agamis, karena 1 Suro juga bertepatan dengan 1 Muharam. Nah, tradisi-tradisi unik itulah yang akan kita kupas dalam artikel ini.
Yang membuat kita takjub adalah tradisi-tradisi tersebut bahkan sudah berlangsung turun temurun dari nenk moyang kita. Sebagian melestarikannya sebgai kekayaan dan kearifan lokal.
Kita juga tidak bisa memungkiri jika sebagian besar tradisi malam 1 Suro, banyak yang kental dengan mitos-mitos kebudayaan Hindu Jawa dan Jawa Islam.Tradisi leluhur ini masih bisa kita jumpai di berbagai daerah.
Di bawah ini adalah beberapa tradisi unik malam 1 Suro yang merupakan bagian dari adat istiadat yang selalu diperingati setiap tahun.
1. Ziarah ke Gunung Tidar
Di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, saat menyambut datangnya malam 1 Suro, warga biasanya menggelar ziarah ke Gunung Tidar. Tradisi rutin ini mereka lakukan dengan menziarahi Makam Syekh Subakir, Kyai Sepanjang, dan Kiai Semar.
Ketiganya merupakan tokoh penyebar Islam di Pulau Jawa.
2. Grebeg Suro
Tradisi malam 1 Suro ini merupakan kegiatan rutin warga Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Dalam kegiatan ini berisi kegiatan-kegiatan tradisional mulai dari pawai, kirab sejarah, larungan doa, dan seni reog.
3. Mendaki Gunung Lawu
Bagi warga di sekitar Gunung Lawu, tepatnya di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mengisi malam 1 Suro dengan kegiatan yang menantang. Mereka bersama-sama mendaki Gunung Lawu tepat di malam 1 Suro.
Kegiatan ini menjadi tradisi malam 1 Suro yang tak kalah sakral dan unik. Melalui jalaur yang biasa para pendaki lewati, warga bersama-sama mendaki ke puncak dan hanya boleh dilakukan oleh warga sekitar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: