Sawah Kekeringan, Petani di Brebes Alih Profesi Jadi Perajin Batu Bata untuk Penuhi Kebutuhan Hidup
Perajin batu bata menjemur tanah hasil cetakan persegi panjang sebelum dibakar.-Syamsul Falaq-
BREBES, RADARTEGAL.DISWAY.ID - Musim kemarau panjang yang terjadi saat ini, membuat petani di Desa Pesantunan Kabupaten BREBES harus memutar otak, lantaran sawah mereka kekeringan tak bisa ditanami.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, akhirnya petani memilih alih profesi sebagai perajin batu bata.
Diungkapkan Syarif, 36, petani asal Desa Pesantunan yang mengaku memilih jadi perajin batu bata karena sawahnya tak lagi produktif karena kekeringan.
"Karena tak ada yang bisa ditanam dan tak ada pemasukan, akhirnya berinisiatif membuat batu bata merah. Caranya, memanfaatkan tanah liat dari areal sawah," terangnya, Rabu 14 Juni 2023.
BACA JUGA:Soal Perumdam, Pj Bupati Brebes Akui Masih Ada Keluhan Kelancaran Air
Dalam proses pembuatan bata merah, lanjut Syarif, membutuhkan waktu sekitar satu pekan.
Yakni, mulai membuat adonan tanah kemudian dicetak menjadi batu bata, dijemur baru dibakar. Batu bata merah buatannya dijual ke sejumlah toko material.
"Meski keuntungannya sedikit, namun paling tidak bisa untuk makan sehari-hari anak dan istri di rumah," katanya.
Hal sama diungkapkan Sartono, 27, anak petani yang mengaku membantu ayahnya membuat bata merah.
BACA JUGA:Lahan Pertanian di Brebes Mengering, Petani Terpaksa Beralih ke Profesi Ini
Prosesnya, hampir sama, mulai menggali tanah areal persawahan sebagai adonan kemudian dicetak persegi panjang. Setelah itu, dijemur hingga kering baru dibakar agar bata semakin kokoh dan kuat.
"Untuk pemasaran batu bata, biasanya pembeli datang sendiri. Kalau sepi, kita tawarkan ke toko material yang ada di wilayah sekitar Kota Brebes," tandasnya. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: