Rasio Bed 9 Rumah Sakit di Kabupaten Tegal Belum Penuhi Standar Nasional, Ini Kata Bupati
Bupati Tegal Umi Azizah didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, dr Ruszaeni saat mengunjungi salah satu rumah sakit swasta di Slawi.-Yeri Noveli-
SLAWI, RADARTEGAL.COM - Jumlah tempat tidur atau bed pasien di sembilan rumah sakit di Kabupaten Tegal hanya 1.452 tempat tidur. Padahal jumlah penduduknya mencapai 1,59 juta jiwa.
Dengan begitu, rasio bed to population-nya baru 0,9 per 1.000 penduduk, belum memenuhi standar nasional yang minimal satu per 1.000 penduduk.
Hal itu diungkapkan Bupati Tegal Umi Azizah, saat mengunjungi salah satu rumah sakit swasta di Slawi, baru-baru ini.
Menurut Umi, kendati rasio bed to population di Kabupaten Tegal baru 0,9, tapi tingkat keterisian tempat tidur pasien saat ini masih berkisar 61 persen.
BACA JUGA:Gubernur Ajak Pengusaha Muda Jateng Berkolaborasi Tangkap Peluang Kebijakan Pemerintah
Dia berujar, tantangan dunia kesehatan saat ini tidak hanya terletak pada jumlah penduduknya yang terus bertambah.
Tapi juga kompleksitas penyakit di masyarakat yang mengarah pada penyakit degeneratif akibat pola hidup dan pola konsumsi yang tidak sehat.
"Sehingga, hadirnya beberapa fasilitas layanan kesehatan di Kabupaten Tegal akan membantu mengungkit derajat kesehatan masyarakat," ucapnya.
Umi mengungkapkan, berdasarkan hasil Susenas tahun 2020, angka kesakitan di Kabupaten Tegal mencapai 17,06 persen atau naik dari tahun 2019 yang sebesar 15,58 persen.
BACA JUGA:Operasi Pasar Sudah Dilakukan, Ganjar Tegaskan Pentingnya Kejujuran dalam Pengelolaan Pangan
Angka kesakitan ini terus meningkat menjadi 31,75 persen di tahun 2021 akibat pandemi Covid-19.
Begitu pula dengan penggunaan jaminan kesehatan untuk berobat jalan di Kabupaten Tegal juga meningkat dari 35,17 persen di tahun 2020 menjadi 48,95 persen di tahun 2021.
Saat ini jumlah penduduk Kabupaten Tegal pemegang kartu Indonesia sehat BPJS Kesehatan mencapai 1,39 juta jiwa atau 88 persen dari total populasi.
Di sisi kuratif, Umi menjelaskan tidak hanya sebatas ketersediaan fasilitas kesehatan, tapi juga ekspektasi publik pasien yang terus meningkat. Sehingga kompetisi di sektor jasa pengobatan ini sudah harus memperhatikan sisi mutu layanan dan kepuasan pasien serta adaptasinya pada penggunaan teknologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: